PSSI tengah menghadapi masalah yang cukup pelik akibat ulah sang ketua, Edy Rahmayadi. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menyatakan bahwa investigasi terbuka terhadap PSSI bisa dilakukan apabila pernyataan Edy mengenai pelarangan pemain Indonesia untuk berkarier di luar negeri, terkhusus Malaysia, menjadi kenyataan.
Melalui New Straits Times, Sekjen AFC, Datuk Windsor Paul John, menyatakan bahwa saat ini belum ada tindakan lebih jauh yang diambil oleh organisasi yang ia pimpin karena apa yang Edy ucapkan ternyata masih sekadar saran dan wacana. Namun, apabila peraturan tersebut diimplementasikan secara nyata, maka AFC akan mengambil tindakan.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, apa yang ia (Edy) katakan lebih ke permintaan agar pemain timnas Indonesia tak bermain di luar negeri,” ungkap Paul John.
“Bagi saya pribadi, adalah keputusan sang pemain untuk bermain di mana yang ia mau. Untuk saat ini, kami tak bisa mengambil langkah karena semuanya masih wacana. Apabila hal tersebut benar-benar diterapkan menjadi peraturan, maka AFC akan melihat dan menilai apakah peraturan tersebut bertentangan dengan peraturan AFC dan FIFA. Jika bertentangan, kami memiliki wewenang untuk melakukan investigasi terhadap PSSI karena setiap pesepak bola bebas untuk bermain bagi klub manapun di negara manapun.”
Sebelumnya, Edy memang mengeluarkan pernyataan yang kontroversial setelah mempertanyakan keputusan Evan Dimas dan Ilham Udin untuk bergabung ke klub Malaysia, Selangor FA. Sayangnya, apa yang Edy ucapkan terkesan tidak bijak karena ia melabeli dua pemain muda timnas Indonesia tersebut sebagai ‘mata duitan’ dan tidak nasionalis. Tak hanya itu, ia ingin mem-block transfer mereka berdua ke Malaysia, karena takut akan bocornya informasi mengenai permainan timnas Indonesia jelang Asian Games tahun ini, dan ia khawatir bahwa Selangor tak akan melepas Evan dan Ilham untuk bermain bagi timnas Garuda di ajang tersebut.
Hingga saat ini, kedua mantan pemain Bhayangkara FC itu masih berada di Indonesia, meski di jadwal awalnya mereka sudah bisa untuk bergabung dengan latihan Selangor sejak akhir Desember lalu, tepatnya pada tanggal 22 Desember 2017.
Baik pihak Selangor, representasi Evan dan Ilham, dan PSSI masih saling tawar-menawar untuk permasalahan ini. Sungguh disayangkan, karena masalah yang sebenarnya konyol dan tak perlu terjadi ini membuat waktu Evan dan Ilham terbuang sia-sia.
Ucapan tak perlu yang keluar dari mulut Edy Rahmayadi kini terbukti membawa masalah yang rumit. Kini, keputusan berada di tangannya, apakah ia akan menarik ucapannya dan membiarkan kedua talenta terbaik Indonesia tersebut bermain di Malaysia yang kompetisi sepak bolanya terbukti lebih baik dari Indonesia, atau menambah masalah dengan melegalkan wacananya. Pikirkan baik-baik, Pak Edy.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket