Juru gedor asing asal Paraguay, Silvio Escobar, baru saja menandatangani perpanjangan kontrak dengan klubnya, Perseru Serui. Escobar dianggap menjadi bagian penting Cendrawasih Jingga lolos dari jeratan degradasi pada Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 lalu. Meski bukan berupa trofi juara, setidaknya ini merupakan bukti bahwa kontribusi pemain ini akhirnya mendapatkan apresiasi yang pantas.
Dilansir dari akun Instagram resmi @perseru1969, Escobar diikat satu tahun lagi oleh manajemen Perseru Serui untuk mengarungi Liga 1 musim depan. Pemain berusia 31 tahun ini memang menjadi bagian vital klub Serui ini pada Liga 1 2017. Tidak tanggung-tanggung, ia tak pernah melewatkan satu pertadingan pun, yaitu bermain di 34 pertandingan!
Kontribusi yang dihasilkannya adalah torehan 10 gol dan 3 asis untuk Perseru. 10 golnya itu menjadikannya pencetak gol terbanyak Cenderawasih Jingga musim lalu. Namun, yang tentunya paling tak terlupakan bagi segenap pendukung Perseru adalah golnya pada pertandingan akhir Liga 1 ke gawang tuan rumah Persib Bandung yang memastikan timnya bertahan di Liga 1.
Di Liga 1 musim mendatang, yaitu 2018, Escobar dipastikan akan kembali menjadi andalan pelatih Agus Yuwono yang juga diperpanjang kontraknya oleh manajemen Perseru.
Tampaknya sebagai tanda apresiasi, Perseru mempersilakan Escobar untuk mewakili mereka menerima penghargaan bergengsi pada Malam Penganugerahan Liga 1 pekan lalu. Pemain bernama lengkap Silvio Escobar Benitez ini naik ke podium setelah Perseru dipastikan menerima predikat Team Fairplay di Liga 1 2017
Gagal di klub-klub sebelumnya
Pemain asal Paraguay ini sama sekali bukan muka baru di sepak bola Indonesia. Saat pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 2013, Escobar memperkuat Persepam Madura.
Persepam yang pada saat itu baru bermain di kasta teratas Liga Indonesia memang membutuhkan penyerang yang bernaluri tajam untuk menggantikan ujung tombak sebelumnya, Osas Saha. Datanglah Silvio Escobar hanya beberapa hari menjelang turnamen pramusim, Inter Island Cup 2014.
Tampil cukup bagus di turnamen tersebut, mantan pemain San Lorenzo di Liga Paraguay ini langsung direkrut Persepam. Penampilan membangkitkan ekspektasi besar dari publik sepak bola Madura. Penyerang tersebut cenderung cepat beradaptasi dengan strategi pelatih saat itu, Daniel Roekito. Ia tampil baik sebagai penyerang tunggal atau menemani pemain depan senior Indonesia, Zaenal Arif.
Daniel pun sejak jauh hari menganggap penyerang berusia 31 tahun ini bisa bersinar bersama Sape Kerap. Itulah yang membuat pelatih tidak ragu memilih dia dibanding Guy Junior yang jauh lebih lama mengikuti seleksi di tim kebanggaan Pulau Garam.
Sepanjang Indonesia Super League (ISL) 2014, jumlah gol yang dicetak Escobar cukup lumayan, yaitu tujuh gol. Namun, kegagalan Persepam bertahan di ISL membuat Escobar akhirnya hengkang. Bali United menampungnya untuk Liga QNB 2015. Sialnya, liga kemudian dihentikan akibat sanksi FIFA.
Escobar lalu bergabung dengan PSM Makassar untuk turnamen Piala Jenderal Sudirman 2016. Namun, performanya gagal merebut hati publik Makassar. Pada saat liga berjalan kembali pada tahun 2016, ia bergabung kembali dengan Bali United, tapi lagi-lagi perjalanannya berakhir dengan kekecewaan.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.