Dunia Asia

Football Tribe Awards: 20 Pemain Terbaik Asia Tenggara di 2017 (Peringkat 20-11)

Setelah dua hari sebelumnya kami mengumumkan daftar 2o pemain terbaik Asia yang berkarier di Eropa tahun 2017, kini saatnya beralih ke region yang kita tempati: Asia Tenggara! Berikut ini adalah deretan 20 pemain yang kami rangkum sebagai 20 nama terbaik yang tampil gemilang selama tahun 2017. Di daftar ini, kami akan merilis nama-nama pemain dari peringkat 20 hingga 11, dan besok hingga lusa akan kami umumkan peringkat 10-4 dan penghuni tiga besar.

Siapa saja yang masuk dalam pilihan kami untuk peringkat 20-11?

 

Matt Davies (Pahang FA)

Pada usia 23 tahun, Matt Davies telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bek sayap terbaik di Malaysia. Pemain ini berhasil mengantar Pahang FA ke posisi dua di klasemen akhir Liga Super Malaysia. Davies juga membantu klubnya mencapai final Piala Malaysia. Dia juga merupakan bagian penting dari tim Malaysia U-23 yang mencapai final SEA Games pada bulan Agustus 2017.

 

Stephan Schrock (Ceres Negros)

Setelah meninggalkan Jerman pada bulan April 2017, Schrock kembali ke Ceres dan kembali ke posisi yang ditinggalkannya pada tahun 2016. Sebagai gelandang, koleksi 12 golnya terbilang produktif. Selain Iain Ramsay, Schrock juga menjadi salah satu pemain terpenting Ceres di tahun sukses klub tersebut.

 

Nguyen Van Quyet (Hanoi FC)

Nguyen Van Quyet berkontribusi besar dalam perjalanan Ha Noi FC di Liga Vietnam 2017. Ia mencetak 16 gol di semua kompetisi, plus torehan tujuh asis. Dua golnya untuk tim nasional Vietnam juga sukses meloloskan negara tersebut ke putaran final Piala Asia 2019.

 

Iain Ramsay (Ceres Negros)

Iain Ramsay adalah pemain yang berperan besar dalam tahun sukses klubnya, Ceres Negros. Klub Filipina ini keluar sebagai juara wilayah di Piala AFC dan juga akhirnya menjadi tim pertama yang memenangkan Liga Sepak Bola Filipina. Sebagai kapten tim, Ramsay selalu tampil dalam semua pertandingan sepanjang tahun ini. Ia encetak hat-trick untuk membantu Ceres Negros mengalahkan Global FC di final.

 

Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta)

Penampilan penjaga gawang Persija Jakarta ini sangat menakjubkan di Liga 1 Indonesia musim 2017 lalu. Dalam skuat yang terdiri dari banyak pemain veteran, Andritany Ardhiyasa menunjukkan kepercayaan dirinya dan menjaga gawang dengan sangat baik. Ia mengukir rekor sebagai penjaga gawang paling sedikit kebobolan, hanya 24 gol dari 34 laga. Ia juga bermain dalam 33 pertandingan dari total 34 pertandingan Persija di Liga 1 2017.

 

Thitipan Puangchan (Chiangrai United)

Pemain ini melakukan comeback hebat setelah pulih dari cedera. Ia menunjukkan performa bagus baik tim nasional maupun klubnya, Chiangrai United. Dengan torehan lima gol dalam 30 pertandingan, Thitipan Puangchan membawa Chiangrai mencapai babak final piala liga dan Piala FA Thailand. Penampilan bagusnya membuahkan trofi Piala FA yang merupakan trofi pertama Chiangrai dalam sejarah.

 

Phi Son (Song Lam Nghe An)

Phi Son adalah pemain kunci dari klub Vietnam, Song Lam Nghe An, sepanjang musim 2017 ini. Ia mengoleksi delapan gol di semua kompetisi dan membukukan lima asis. Performanya yang prima membantu klub tersebut memenangkan Piala Vietnam 2017. Prestasi ini menyudahi penantian enam tahun tanpa trofi klub tersebut.

 

Baddrol Bakthiar (Kedah FA)

Pemain ini sangat berpengaruh dalam musim 2017 yang berakhir menyebalkan bagi Kedah. Mencetak 12 gol di semua kompetisi, Baddrol Bakhtiar membantu Kedah memenangi Piala FA Malaysia 2017. Sayang, hak mereka untuk tampil di Piala AFC 2018 dicabut akibat tak memiliki lisensi AFC. Meski demikian, Baddrol menjadi andalan di timnas Malaysia sepanjang tahun 2017.

 

Irfan Bachdim (Bali United)

Gagal menjuarai Liga 1 Indonesia 2017 akibat faktor non-teknis memang menyebalkan. Namun, Irfan Bachdim menunjukkan kelasnya sepanjang musim 2017. Ia menjadi pemain kunci Bali United sepanjang musim lalu, dan menjadi pemain favorit warga Bali maupun tim nasional Indonesia, karena performa mantap dan kelakuan santunnya di luar lapangan.

Irfan juga adalah seorang team-player sejati.  Ia sering memperoleh peluang mencetak gol, tapi ia tidak keberatan jika ia memberikan bola tersebut kepada pemain lain yang memiliki peluang lebih besar. Kontribusi besarnya membuat Bali United keluar sebagai runner-up Liga 1 dan lolos ke play-off Liga Champions Asia 2018.

 

Jakkit Wachpirom (FC Tokyo U-23)

Setelah ergabung dengan FC Tokyo pada awal 2017, Jakkit Wachpirom ‘disekolahkan’ terlebih dahulu di tim U-23 FC Tokyo yang berlaga di J.League 3, kasta ketiga Jepang. Di Tokyo U-23, pemain berusia 20 tahun ini sukses menjadi pemain Thailand pertama yang mencetak gol di J League 3. Sejak meninggalkan Thai League, Jakkit terus berkembang setelah setelah kedatangannya di Jepang.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.