Melalui akun Twitter resminya, klub asal Daerah Istimewa Yogyakarta, PSS Sleman, telah meresmikan pelatih baru mereka buat mengarungi kompetisi Liga 2 musim 2018 mendatang yakni Herry Kiswanto.
Heri Kiswanto resmi menjadi nahkoda baru PSS Sleman setelah malam ini menandatangani kontrak bersama jajaran manajemen dan PT. PSS. Selamat bekerja coach! pic.twitter.com/g3w1ESH8wc
— PSS (@PSSleman) December 20, 2017
Sejatinya, sosok asli Banda Aceh yang akrab disapa Herkis tersebut bukanlah nama asing bagi PSS. Medio 2014 silam, dirinya sempat menukangi tim Super Elang Jawa saat berlaga di Divisi Utama.
Namun nahas, kala itu justru rapor merah yang ditorehkan oleh bekas pemain Krama Yudha Tiga Berlian dan Mastrans Bandung Raya ini. Pasalnya, PSS yang tengah berusaha naik kasta ke Liga Super malah terlibat skandal sepak bola gajah dengan PSIS Semarang tatkala kedua tim berjumpa di babak 8 besar.
Peristiwa memalukan itu sendiri membuat Herry dihukum larangan berkecimpung di kancah sepak bola nasional seumur hidup dan denda sebesar 200 juta rupiah. Namun dalam perkembangannya, sanksi ini dicabut pada Januari 2017 kemarin oleh federasi sepak bola Indonesia (PSSI).
Setelah hukuman itu dianulir PSSI, Herry pun kembali berkiprah di konstelasi sepak bola Indonesia dengan menukangi Persela Lamongan pada ajang Piala Presiden 2017 dan Go-Jek Traveloka Liga 1 2017.
Sayangnya, karier Herry di Stadion Surajaya berjalan kurang mulus. Performa jeblok Laskar Joko Tingkir di Liga 1 memaksanya untuk melepas jabatan pelatih di bulan September lalu. Posisinya lantas digantikan oleh mantan arsitek Arema FC, Aji Santoso.
Usai menganggur, kembalinya Herry ke PSS terbilang cukup mengejutkan meski rumor terkait pinangan manajemen Super Elang Jawa kepadanya telah bergulir selama satu bulan terakhir. Realita ini sendiri menghadirkan banyak tugas berat di pundak Herry.
Mengenyahkan cap buruk
Balik kucingnya lelaki berumur 62 tahun itu ke Sleman jelas membuat ingatan publik kembali mengarah pada episode kelam bernama sepak bola gajah tiga tahun yang lalu.
Bila tak ingin terganggu dengan cap buruk tersebut, Herry kudu bekerja ekstra keras demi membuktikan kepada khalayak, utamanya suporter fanatik PSS, jika di periode keduanya membesut Super Elang Jawa kali ini, kejadian yang mencoreng muka seperti itu tidak akan terulang lagi.
Persetujuaannya untuk ‘mudik’ ke Stadion Maguwoharjo adalah murni upaya ‘menebus dosa’ sekaligus membantu PSS bangkit dari kegagalan mereka di kompetisi Liga 2 musim lalu.
Selain itu, Herry pasti merasa enggan buat mengulangi kegagalannya di Lamongan kemarin. Mengasuh PSS di kompetisi Liga 2 musim depan adalah momen krusial bagi Herry untuk memperbaiki segalanya, baik untuk PSS maupun dirinya sendiri.
Membangun skuat anyar nan tangguh
Bermain bagus sejak fase penyisihan grup, Super Elang Jawa malah ambruk di babak 16 besar Grup A lantaran kalah bersaing dengan Persis Solo dan PSPS Riau.
Sialnya, kubu manajamen justru terkesan adem ayem menyikapi kegagalan tersebut. Alhasil, sejumlah nama penting macam Imam Bagus, Mahadirga Lasut, dan Rossy Noprihanis pun memilih angkat kaki dari Sleman. Ketiga pemain itu sepakat untuk berlabuh dengan klub lain, masing-masing ke Madura United, Pusamania Borneo FC, dan Persiba Balikpapan.
Berkaca dari keadaan tersebut, tentu Herry akan dituntut buat membangun skuat yang anyar yang pilih tanding. Bercermin pada laga Celebration Game melawan Persebaya Surabaya tanggal 9 Desember kemarin, PSS membawa sejumlah nama yang cukup menarik di skuatnya, antara lain Mukhlis Hadi Ning, Wawan Febrianto, dan Yongki Aribowo.
Jika mereka bisa diikat secara resmi oleh Super Elang Jawa dan mampu dikombinasikan secara sempurna oleh Herry dengan para penggawa lawas yang bertahan, bukan tidak mungkin impian PSS buat naik kasta ke Liga 1 bakal terwujud di musim mendatang.
Selamat bertugas, coach!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional