Dana 150 juta paun yang digelontorkan untuk membeli pemain baru tampak begitu sia-sia untuk Everton. Para pemain baru mayoritas tidak tampil sesuai harapan, tim kemudian tidak tampil maksimal, hingga berujung kepada pemecatan manajer Ronald Koeman. Alih-alih menjadi kesebelasan yang akan menyulitkan tim enam besar Liga Primer Inggris, Everton bahkan sempat terseret jauh mendekati zona degradasi.
Langkah penyelamatan segera dilakukan, Koeman diberhentikan dari pekerjaannya dan Sam Allardyce kemudian terpilih sebagai suksesor. Tim sempat ditangani oleh pelatih tim muda, David Unsworth, dalam beberapa pekan. Di tangan manajer baru, Everton seakan hidup kembali. Mereka terus meraih kemenangan dan kini merangsek ke papan tengah klasemen. Bukan tidak mungkin, Everton bisa meraih posisi yang lebih baik lagi di akhir musim nanti. Allardyce jelas membawa pengaruh baik. Manajer gaek asal Inggris tersebut memberikan waktu istirahat yang lebih banyak kepada para pemainnya.
Allardyce mengaku bahwa kelelahan menjadi masalah utama mengapa Wayne Rooney dan kawan-kawan tidak tampil maksimal. Sementara di skuat Everton sendiri, ada beberapa pemain yang menjadi kunci kebangkitan. Siapa saja mereka?
Gylfi Sigurdsson
Gylfi Sigurdsson menjadi satu-satunya pembelian Everton musim ini yang tampil maksimal. Pada awalnya, Sigurdsson diharapkan akan mengisi kekosongan seandainya Ross Barkley jadi hengkang ke klub lain. Barkley urung hijrah, tetapi hatinya sepertinya memang sudah tidak lagi berada di Goodison Park. Sigurdsson kemudian muncul sebagai pahlawan. Kelebihan gelandang asal Islandia ini yang tidak dimiliki oleh Barkley adalah terkait mengeksekusi tendangan bebas. Sebuah nilai spesial yang sangat berguna untuk tim. Musim ini, sudah beberapa kali Sigurdsson memberikan asis maupun mencetak gol melalui eksekusi bola mati. Di era Sam Allardyce, Sigurdsson memainkan peran baru di mana ia ditempatkan di posisi melebar yang membuatnya menjadi lebih berbahaya.
Aaron Lennon
Lennon kembali ke tim utama Everton setelah Koeman pergi. Manajer asal Belanda tersebut sepertinya tidak terlalu cocok dengan permainan dari pemain sayap asal Inggris ini. Kebangkitan Everton juga menjadi kebangkitan untuk Lennon. Karena memiliki aspek defensif dan tidak malas melakukan track back, Lennon menjadi pilihan Allardyce ketimbang pemain sayap lain seperti Kevin Mirallas atau Yannick Bolasie yang masih pemulihan cedera. Di usianya yang ke-30 tahun, Lennon mendapatkan peran besar yang semakin menunjukkan kematangan permainannya.
Dominic Calvert-Lewin
Dominic Calvert-Lewin menjadi pemain belia Everton yang mendapatkan peran besar di era Sam Allardyce selain gelandang Tom Davies dan bek Jonjoe Kenny. Kegemilangan Calvert-Lewin bahkan sampai membuat Sandro Ramirez yang pada awalnya diplot sebagai penyerang utama menggantikan Romelu Lukaku yang hengkang, justru kemudian dipinggirkan. Pemuda asal Sheffield ini begitu sinergis dengan penyerang senior, Wayne Rooney. Calvert-Lewin juga menjadi salah satu faktor mengapa Rooney bisa terus mencetak gol. Ia akan bermain lebih dinamis sehingga fokus para pemain bertahan tertuju kepadanya. Di saat yang bersamaan, ini akan membuat Rooney berada di situasi yang lebih bebas untuk menyarangkan gol.
Wayne Rooney
Pada awalnya, kepulangan kembali Wayne Rooney ke Everton hanya dianggap sebagai kembalinya seorang putra daerah yang sukses, dan kini ingin beristirahat di kota kelahirannya. Apalagi melihat musim terakhirnya di Manchester United, Rooney memperlihatkan bahwa ia sudah tidak sama lagi seperti dulu. Bahkan kepindahan ke Cina atau Amerika Serikat merupakan opsi lain seandainya Rooney tidak jadi pulang ke Everton. Tetapi yang justru terjadi selanjutnya di luar dugaan. Dengan segala pengalamannya, Rooney menjadi pemimpin Everton. Perannya semakin krusial di bawah arahan Sam Allardyce. Apabila pada era Koeman, ia dipaksakan bermain dalam skema dua penyerang sejajar, kini ia kembali bermain di posisi favoritnya tepat di belakang penyerang utama, di mana kemudian kombinasinya bersama penyerang muda, Dominic Calvert-Lewin, menjadi kunci produktivitas Everton sejauh ini.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia