Ridwan Tawainella, mantan pemain sayap PSM Makassar, resmi memperkuat Arema FC untuk Liga 1 2018. Apakah pemain berusia 22 tahun ini dapat lebih mengembangkan kariernya di Singo Edan?
Pemain asli Tulehu tersebut memang cukup jarang bermain untuk Juku Eja pada musim 2017 lalu. Cukup wajar ia mencari perhentian baru untuk lebih mendapatkan jam terbang. Apalagi, Ridwan baru berada di awal usia 20-an.
Kehadiran Ridwan di skuat Arema menambah amunisi gelandang sayap meski ditinggal dua pemainnya, Sunarto dan Soni Setiawan. Pelatih Arema FC, Joko Susilo, mengharapkan Ridwan mampu menambah daya gedor timnya. Setelah menghadirkan Ridwan, Singo Edan kemungkinan besar tak akan lagi menambah pemain di posisi gelandang sayap. Mereka masih memiliki Dedik Setiawan yang juga biasa dimainkan di sektor sayap.
“Kemampuan Ridwan sesuai dengan kebutuhan strategi yang akan kami mainkan. Dia pasti nanti akan menunjukkan kualitasnya,” jelas Joko Susilo sepetri dikutip Tribun Jatim.
Sementara itu, reaksi para pencinta PSM cukup bervariasi menyikapi kepindahan Ridwan. Banyak yang tak berkeberatan, mengingat kontribusi sang pemain yang tak terlalu berarti pada Liga 1 2017 lalu. Namun, beberapa pendukung menyayangkan kepergiannya karena selama ini Ridwan dianggap aset untuk masa depan Juku Eja.
Sebagai pesepak bola dari ‘kampung sepak bola’ Tulehu, Ridwan diharapkan bisa mengikuti jejak para seniornya, Chairil Anwar, Imran Nahumarury, Rahel Tuasalamony, hingga Rizky Pellu. Mereka adalah para pemain yang lahir dari Tulehu di Provinsi Maluku, yang berjarak sekitar 24 kilometer dari pusat kota Ambon.
Ridwan pertama kali mencuri perhatian saat membela PSM Makassar di ajang Piala Jenderal Sudirman di awal tahun 2016. Saat itu, pemain ini relatif tak dikenal tapi sanggup menarik perhatian pelatih Liestiadi untuk memercayainya masuk ke skuat Juku Eja. Padahal, ia baru mengikuti seleksi pada bulan Oktober 2015.
Setelah memperkuat skuat muda PSM di turnamen Habibie Cup, pemain kelahiran 15 Mei 1995 ini dipercaya untuk diberangkatkan ke Piala Jenderal Sudirman. Meskipun PSM gagal di turnamen tersebut, Ridwan terpilih untuk masuk skuat utama PSM dalam mengarungi Torabika Soccer Championship 2016.
Setelah kedatangan pelatih asal Belanda, Robert Rene Alberts, Ridwan yang biasanya berposisi sebagai gelandang diberi peran baru sebagai penyerang sayap. Hasilnya mujarab, karena ia sering mencetak gol dan memberi asis kepada para pencetak gol lain. Saat itu, para pendukung PSM sempat memberi julukan ‘Ferrari’ kepada trio penyerang Juku Eja, yaitu Ferdinand Sinaga, M. Rahmat, dan Ridwan.
Sayang, kehadiran pemain-pemain lain seperti Titus Bonai, Zulham Zamrun, dan Pavel Purishkin membatasi jumlah penampilan Ridwan pada Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Ia hanya tampil sebanyak 17 kali dan menjaringkan satu gol. Setelah melihat kecenderungan PSM untuk mendatangkan pemain-pemain baru pada awal 2018, Ridwan pun berinisiatif pindah ke Arema.
Apakah pemain yang sering memasang nama ‘Tawainella’ sebagai nama punggungnya ini akan sukses di Arema?
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.