Eropa Europa League

Ludogorets, Ancaman dari Juara Liga Bulgaria yang Mengintai AC Milan

Hasil undian babak 32 besar Liga Europa menempatkan Ludogorets Razgrad sebagai lawan AC Milan. Kedua tim dijadwalkan akan bertemu pada 15 Februari di Ludogorets Arena untuk melakoni leg pertama, sedangkan pertemuan kedua akan diadakan minggu depannya di San Siro.

Mendengar nama lawan yang tidak familiar di telinga kita dan hanya bermain di liga semenjana, tak heran jika optimisme membubung tinggi di kalangan Milanisti karena kesempatan I Rossoneri untuk melaju ke babak berikutnya terbuka lebar. Namun, bukan berarti Milan bisa melenggang mulus begitu saja.

Berstatus sebagai kampiun Liga Bulgaria musim lalu, Ludogorets berhak atas satu tempat di play-off Liga Champions. Putaran pertama berhasil mereka lewati dengan mengalahkan Zalgiris Vilnius melalui agregat 6-2, tapi di ronde selanjutnya takluk dari Hapoel Beer Sheva akibat kalah gol tandang di agregat 3-3.

Ludogorets pun terlempar ke Liga Europa, dan tergabung di grup yang dihuni tim-tim yang musim lalu naik daun, yakni Braga, İstanbul Başakşehir, dan Hoffenheim. Sempat berada di ujung tanduk usai kalah di kandang dari Başakşehir, Ludogorets kemudian memastikan tiket ke fase gugur setelah meraih hasil imbang 1-1 di markas Hoffenheim. Mereka finis di peringkat kedua Grup C dengan koleksi 9 poin.

Dilihat dari performa di Liga Europa, Ludogorets tidak berbanding jauh dengan Milan yang menjadi pemuncak klasemen Grup D. Keduanya sama-sama hanya kalah sekali dan cuma berselisih satu kemenangan. Meski demikian, Ludogorets sedikit lebih unggul di partai tandang karena tidak pernah kalah, sedangkan Milan takluk di kandang Rijeka pada laga terakhirnya.

DIlihat dari rataan usia pemain yang diturunkan di Liga Europa, Ludogorets bisa dibilang sebagai kesebelasan yang anti pemain muda, karena dari 19 penggawa yang pernah dimainkan di ajang ini, hanya satu yang berumur kurang dari 25 tahun. Selebihnya, berusia di kisaran 25 hingga 33 tahun.

Kematangan serta jam terbang tinggi yang dimiliki para pemainnya inilah yang membuat Ludogorets bisa menjadi batu sandungan bagi Milan, yang hingga saat ini belum terlihat kepaduan antara para pemainnya. Terlebih, performa Ludogorets di liga domestik juga sangat mulus, yang bisa mendongkrak mental bermain mereka di kompetisi Eropa.

Dari 19 laga mereka baru kalah dua kali dengan mencetak 43 gol. Mereka juga sempat mengecap 14 laga beruntun tanpa terkalahkan, yang empat di antaranya berakhir dengan clean sheets berturut-turut. Sebuah alarm bahaya bagi Milan yang hingga berita ini dirilis masih tampil inkonsisten, baik di Serie A maupun Liga Europa.

Meskipun begitu, ada kelemahan mencolok yang dimiliki Ludogorets di Liga Europa. Dari tujuh gol yang mereka lesakkan di fase grup, tak ada satupun yang berasal dari penyerang mereka. Artinya, ada masalah di para juru gedor, yang membuat barisan lini kedua dan ketiga harus bekerja keras untuk mendulang gol. Selain itu, Milan juga diuntungkan dengan rekam jejak mereka yang sudah lima kali selalu selalu lolos dari adangan tim Bulgaria di fase gugur kompetisi Eropa.

Sebuah hasil undian yang di atas kertas sangat mudah, tapi segalanya bisa menjadi sulit di atas lapangan jika tidak dipersiapkan dengan matang.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.