Nasional Bola

Demerson, Bek Anyar Bali United yang Terhindar dari Tragedi Pesawat Chapecoense

Bali United mendapatkan suntikan tenaga baru di lini belakang. Bek tengah asal Brasil, Demerson Bruno Costa, baru saja menandatangani kontrak untuk memperkuat Serdadu Tridatu di Liga Indonesia 2018 dan Liga Champions Asia.

Satu hal yang menarik dibahas dari pemain kelahiran 16 Maret 1986 ini adalah keterkaitannya dengan tragedi kecelakaan pesawat yang menimpa klub Brasil, Chapecoense. Pada saat kecelakaan tersebut terjadi pada bulan November 2016 itu, Demerson masih terdaftar sebagai pemain klub tersebut. Ia bahkan seharusnya berada di pesawat tersebut andai sedang tidak harus beristirahat akibat cedera.

Cedera membuat Demerson tidak diberangkatkan ke Medellin, Kolombia. Chapecoense sedianya akan berlaga di final Copa Sudamericana 2016 di Medellín, Kolombia, melawan Atlético Nacional. Seperti sudah kita ketahui, pesawat dengan nomor penerbangan 2933 milik maskapai LaMia tersebut mengalami kecelakaan dan jatuh di Kolombia, menewaskan 71 orang dari 77 penumpang. 19 dari penumpang tersebut merupakan rekan setim Demerson.

“Saya kehilangan banyak sahabat yang sudah seperti keluarga,” kata Demerson seperti dikutip FourFourTwo. “Hidup saya tidak sama lagi setelah tragedi itu karena saya terus mengingat segalanya. Saya ingin berada di tempat jauh agar bisa melanjutkan karier dan fokus pada sepak bola lagi.”

Mulai awal 2017 lalu, Demerson akhirnya memutuskan untuk memulai kehidupan barunya di Sarawak, Malaysia. Langkah ini dilakukannya sekaligus sebagai salah satu jalan untuk melupakan tragedi yang mengguncang seluruh dunia tersebut. Ia mengikuti beberapa sesi trial di berbagai klub di Asia, sebelum akhirnya menandatangani kontrak dengan Sarawak untuk satu musim Liga Super Malaysia 2017. Ini bukanlah klub pertamanya di Asia karena ia pernah bermain untuk klub Cina, Jiangxi Liansheng FC, pada tahun 2015.

Bersama Jiangxi Liansheng, pria kelahiran Belo Horizonte ini sempat memegang ban kapten pada musim 2015. Ia juga bermain nyaris semusim penuh dan tercatat tampil dalam tiga puluh satu pertandingan. Namun, pada bulan Februari 2016, Demerson memutuskan untuk kembali ke negara asalnya, menerima tawaran klub Paraná di Serie B Campeonato Brasil. Tak sampai tiga bulan kemudian, ia memilih untuk meninggalkan klub tersebut pada bulan Mei 2016 setelah menerima tawaran Associação Chapecoense.

Di klub asal kota Chapecó inilah nama Demerson bersanding dengan 19 nama lain yang abadi di dunia sepak bola akibat kecelakaan pesawat pada bulan November 2016. Meski hanya memperkuat klub tersebut selama setengah musim, ia menjadi bagian bersejarah dengan menjuarai Copa Sudamericana, kompetisi kasta kedua zona Amerika Latin (CONMEBOL).

Setelah kembali ke Asia untuk berlaga di Liga Super Malaysia, Demerson tak pernah lepas dari berita yang menghubungkan dirinya dengan kecelakaan skuat Chapecoense. Semusim di Malaysia, ia gagal menyelamatkan Sarawak dari jeratan degradasi, sehingga pemain berusia 31 tahun ini pun memilih pindah.

Tawaran kedua untuk bermain di Indonesia pun datang dari Bali United, dan kali ini tak disia-siakan oleh bek tengah bertinggi badan 185 sentimeter ini. Sebelumnya, Demerson sebenarnya memperoleh tawaran dari Barito Putera. Namun, belum berjodoh dengan Barito dan akhirnya berlabuh ke bagian utara Pulau Kalimantan bersama Sarawak.

Semoga di Pulau Dewata, pemain jebolan akademi Atletico Mineiro ini menemukan ketenangan batin sekaligus tantangan-tantangan kompetitif yang membantunya melupakan trauma akibat tragedi tahun lalu.

Selamat bergabung di sepak bola Indonesia, Demerson!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.