Rasanya, apabila tidak berparas tampan dan memiliki tato yang keren di lengannya, Victor Lindelof sudah pasti menjadi bahan cemoohan para penggemar Manchester United. Dari pemain yang dianggap akan melengkapi kepingan yang dibutuhkan oleh Jose Mourinho, hingga menjadi pesakitan bahkan mesti mendapatkan treatment yang serupa dari sang pelatih seperti yang ia lakukan kepada Henrikh Mkhitaryan di musim lalu.
Dari sebuah tekel ceroboh di pertandingan pra-musim melawan Real Madrid, blunder di Piala Super Eropa dengan lawan yang sama, serta kecerobohan-kecerobohan lain yang membuat Phil Jones dan Chris Smalling terlihat adalah pilihan yang lebih baik dari dirinya. Victor Lindelof jelas berada di titik nadir.
Untungnya, United memiliki manajer seperti Jose yang paham betul bagaimana cara memaksimalkan pemain. Dalam beberapa partai terakhir, tidak hanya ketika berhadapan dengan tim-tim enam besar saja, juru taktik asal Portugal tersebut menggunakan skema tiga bek tengah. Tujuan besarnya adalah memperbaiki penampilan sekaligus memaksimalkan potensi dari seorang Viktor Lindelof. Hal lainnya adalah karena United juga sedang dirundung krisis pemain setelah Eric Bailly cedera dan Phil Jones yang belum juga bugar.
Skema tiga bek tengah ini memudahkan kinerja Lindelof di lini pertahanan. Biasanya, dalama skema dua bek tengah, satu berperan menjaga daerah, satu lainnya bertugas untuk menghabisi serangan lawan. Dengan penggunaan tiga bek tengah itu, tugas tersebut dibagi kepada lebih banyak orang. Sebuah pengetahuan sederhana tentunya bahwa pekerjaan berat akan lebih efektif diselesaikan apabila dikerjakan bersama-sama.
Pada fenomena yang terjadi pada Lindelof, melihat yang terjadi di beberapa pertandingan terakhir United, tugas menjaga daerah akan diberikan kepada Chris Smalling, sementara peran menghentikan serangan lawan menjadi tugas yang dibebankan kepada Marcos Rojo yang baru saja pulih dari cedera.
Sejauh ini skema tersebut bukan saja membantu perkembangan dari Viktor Lindelof, tetapi juga membuat pertahanan United tampil cukup apik. Mereka tidak terkalahkan di lima pertandingan terakhir mereka, termasuk ketika berhasil menang di kandang Arsenal pada pekan pertandingan ke-15 lalu. Meskipun harus diakui bahwa hebatnya pertahanan United pun tidak lepas dari penampilan gemilang David de Gea, yetapi setidaknya, membaiknya penampilan Lindelof pun mesti diapresiasi.
Ada satu kelebihan Lindelof yang tidak dimiliki pemain bertahan lain. Ia tenang ketika sedang menguasai bola. Ia menjadi pemain bertahan United yang paling sedikit rataan kehilangan penguasaan bolanya. Ia juga berani untuk maju jauh untuk terlibat dan membantu penyerangan tim.
Membaiknya penampilan Lindelof begitu dibutuhkan oleh United, apalagi kompetisi sudah tinggal separuh musim lagi dan mereka membutuhkan seluruh tenaga yang dibutuhkan untuk meraih hasil terbaik.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia