Internazionale Milano tengah menikmati masa-masa manis di Serie A musim ini. Setidaknya, sampai pertengahan musim, status capolista sementara menjadi milik mereka. Banyak hal yang menjadi fondasi tim asuhan Luciano Spalletti ini, salah satunya adalah kepemimpinan. Bagi Miranda, memimpin punya seni tersendiri, yaitu dengan memberi contoh.
Akhir minggu yang lalu, Internazionale menyuguhkan, mungkin, salah satu penampilan terbaik mereka ketika mengalahkan Chievo dengan skor 5-0. Di tempat lain, Napoli kalah dari Juventus dengan skor 0-1. Oleh sebab itu, untuk sementara, Internazionale menikmati puncak klasemen Serie A.
Lini depan mendapatkan banyak pujian setelah berhasil mengumpulkan lima gol ke gawang Chievo. Namun, pujian juga harus dialamatkan kepada cara bertahan Internazionale. Tanpa pertahanan yang mumpuni, Internazionale akan sulit bersaing di papan atas. Ingat, modal terbesar Internazionale kalah menahan imbang Napoli adalah kokohnya lini pertahanan.
Nama Milan Skriniar menjadi bintang. Pemain muda asal Slovania ini disebut memberi semangat baru untuk lini pertahanan Internazionale yang musim lalu bermain begitu buruk. Pemain bertahan yang baru berusia 22 tahun tersebut didatangkan dari Sampdoria. Tangguh secara individu, Skriniar juga solid ketika bekerja sama menggalang pertahanan bersama rekan duetnya, Miranda.
Miranda adalah bek veteran yang didatangkan Internazionale dari Atletico Madrid. Usianya sudah 33 tahun, dan menjadi salah satu pemain paling senior saat ini. Namanya memang kalah tenar ketimbang Skriniar. Namun, tanpa Miranda, pertahanan Internazionale mungkin tak sekokoh saat ini. Pengalaman pemain asal Brasil tersebut berbicara paling lantang.
Pengalaman Miranda pula yang membantu Skriniar berkembang menjadi bek modern seperti saat ini. Kehadirannya tak hanya menjadi patron bagi Skriniar, namun memberi ketenangan di lini pertahanan. Kepemimpinannya sangat terasa di lini pertahanan.
Miranda bukan tipe bek tengah yang suka berteriak untuk mengingatkan rekan-rekannya. Ia lebih suka menutup mulut, dan menunjukkan kepemimpinannya dengan memberi contoh. Dengan begitu, anak-anak muda akan lebih mudah menyerap segala ilmu yang berusaha ia turunkan. Sebuah cara memimpin yang bijak.
“Kami harus menunjukkan bahwa kami ada tim yang kuat. Pemimpin tidak perlu berteriak di atas lapangan. Anda harus bisa memberi motivasi dengan memberi contoh,” ungkap Miranda seperti dikutip oleh Football Italia.
Sejauh ini, cara Miranda terbukti sukses. Lini pertahanan Internazionale menjadi salah satu yang terbaik di Italia saat ini. Caranya memimpin perlu ditiru oleh banyak kapten. Terkadang, pemain tak suka dimaki-maki di tengah lapangan. Mereka juga manusia yang bisa merasa dan berpikir.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen