Apabila ada klub yang meraup untung besar secara finansial di bursa transfer musim panas lalu, AS Monaco-lah klub tersebut. Penjualan pemain Les Monegasques ditotal mencapai 177,5 juta euro, belum termasuk biaya Kylian Mbappe yang akan ditebus Paris Saint-Germain (PSG) akhir musim ini dengan harga 166 juta euro!
Namun, sepertinya Monaco menerima dampak dari keuntungan finansial yang mereka dapatkan. Pasalnya, hampir semua pemain kunci yang dimiliki Leonardo Jardim musim lalu, pindah di bursa transfer lalu. Pemain-pemain seperti Bernardo Silva, Benjamin Mendy, Tiemoue Bakayoko, Valere Germain, dan tentunya Mbappe, adalah poros utama kesuksesan Monaco musim lalu kala menjuarai Ligue 1 dan masuk ke semifinal Liga Champions.
Tanpa mereka di musim ini, Monaco terseok di Liga Champions. Bahkan, beberapa orang menyebut klub yang berada di luar Prancis ini tengah mengalami krisis. Meskipun begitu, apakah pantas menyebut Monaco mengalami krisis saat ini?
Secara performa, tak dapat dipungkiri bahwa Monaco memang mengalami penurunan. Musim lalu ketika menjadi juara, klub yang dimiliki oligarki Rusia ini mampu mencatat rata-rata 2,30 poin per laga, sedangkan musim ini hanya 1,63 poin per laga. Di Ligue 1, Monaco saat ini tertinggal enam poin dari rival berat mereka yang berhasil memperkuat diri secara luar biasa di bursa transfer lalu, PSG. Jika musim lalu dari 38 pertandingan Monaco hanya kalah tiga kali, musim ini meski baru 13 kali bermain, Les Rouges et Blanc sudah kalah sebanyak dua kali.
Meskipun begitu, mereka memiliki alasan untuk tertinggal di Ligue 1 karena begitu perkasanya PSG. Namun, performa mereka di Liga Champions seharusnya bisa jauh lebih baik lagi. Jika musim lalu mereka begitu perkasa hingga mampu mengalahkan klub-klub seperti Manchester City, Tottenham Hotspur, dan Borussia Dortmund sebelum akhirnya takluk di tangan Juventus di semifinal, musim ini berbanding terbailk 180 derajat.
Tersisa satu laga, nasib Radamel Falcao dan kolega begitu merana karena belum meraih kemenangan satu kali pun. Mereka hanya berhasil mengumpulkan dua poin dari lima laga, dan jalan mereka untuk lolos, bahkan ke Liga Europa sekalipun, sudah tertutup. Dalam laga terakhir, mereka harus takluk dari debutan Liga Champions, RB Leipzig, dengan skor mencolok 4-1 meskipun bermain di kandang.
Disebut-sebut, penjualan pemain bintang yang telah disebutkan sebelumnya lah yang menjadi penyebab utama kemunduran Monaco. Meskipun begitu, menurut bek tengah solid asal Polandia, Kamil Glik, kepindahan pemain tak seharusnya dijadikan alasan mengapa timnya tidak tampil baik.
“Ini bukan hanya karena kepindahan pemain, meskipun alasan tersebut masuk akal karena kami kehilangan lima pemain inti dari musim lalu,” ungkap Glik dikutip dari Goal.
“Namun, kami tidak seharusnya mencari alasan, dan kami harus fokus di liga untuk memastikan diri lolos ke Liga Champions musim depan.”
Menurut Wakil Presiden Monaco, Vadim Vasilyev, dilansir dari Goal, klubnya sebenarnya tak ingin untuk melakukan penjualan besar-besaran. Namun, kepergian lima pemain kunci tersebut tak dapat dihindari, dan merupakan konsekuensi dari kesuksesan mereka musim lalu.
“Kepergian mereka adalah bagian dari kesuksesan kami musim lalu, dan tak mudah untuk langsung mencari pengganti yang sepadan karena sifatnya sangat tidak pasti. Namun, apapun situasinya kami harus tetap kompetitif. Kami memiliki ambisi untuk menjadi juara. Namun, kami tentunya tak bisa terus bermain seperti musim lalu.”
Vasilyev mungkin tepat ketika berbicara mengenai pemain pengganti yang dibeli. Nama-nama seperti Youri Tielemans, Keita Balde Diao, Stevan Jovetic, Terence Kongolo, dan Adama Diakhaby belum berhasil menunjukkan performa yang diharapkan.
Meskipun begitu, kata krisis sepertinya tidak tepat untuk menggambarkan situasi Monaco saat ini. Proses adalah kata yang lebih tepat menjadi penggambaran. Merujuk ucapan Jardim, bahwa sepak bola memiliki siklusnya masing-masing dan saat ini, untuk kembali di atas, timnya harus menghormati siklus yang ada.
Ucapan Jardim boleh dibilang tepat. Saat ini Monaco mungkin sedang berada di bawah roda kehidupan, namun mereka memiliki peluang besar untuk kembali berada di atas. Rerata umur skuat Monaco saat ini berada di angka 24,8, usia yang sangat muda. Rekrutan-rekrutan baru seperti Tielemans, Keita, Kongolo, dan Diakhaby masih berusia di bawah 23 tahun, dan bersama Jardim yang mahir dalam menangani pemain muda, bisa dipastikan mereka akan berkembang menjadi lebih baik lagi.
Seperti layaknya anak panah, langkah mundur harus diambil untuk terbang jauh. Begitu juga apa yang dialami Monaco saat ini, kemunduran yang mereka alami, adalah bagian dari proses mereka untuk berkembang lebih baik lagi. Meskipun begitu, patut dicatat bahwa Jardim dan Vasilyev harus memastikan skuatnya tak lagi kehilangan pemain-pemain intinya.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket