Nasional Bola

Mengenal Seluk Beluk Aceh World Solidarity Cup 2017

Usai menjalani laga persahabatan kontra Suriah U-23 dan Guyana, timnas Indonesia akan kembali melanjutkan kiprahnya di dalam negeri. Pada tanggal 2-6 Desember 2017, tim Garuda akan bermain di Aceh untuk mengikuti ajang Aceh World Solidarity Cup (AWSC) 2017.

Ajang yang melibatkan timnas Indonesia, Mongolia, Kirgistan, dan Brunei Darussalam ini digelar sebagai perwujudan dari rasa solidaritas dunia terhadap Aceh yang sempat dilanda bencana tsunami pada 26 Desember 2004 lalu. Selain itu, AWSC juga ditujukan untuk mengangkat lagi nama Aceh di mata dunia, karena sempat diragukan keamanannya akibat bencana alam dan konflik berkepanjangan.

Turnamen ini menganut sistem setengah kompetisi, yakni setiap tim akan saling bertemu sekali, dan pemenangnya ditentukan melalui klasemen. Bertempat di Stadion Harapan Bangsa, pertandingan ini juga bisa kalian saksikan melalui layar kaca di saluran MNCTV.

https://www.instagram.com/p/Bb8d2GhF78e/

Di AWSC, Luis Milla akan membawa 22 pemain U-23 sebagai persiapan menghadapi Asian Games 2018. Untuk melengkapi kuota 25 pemain, ada tiga pemain senior yang diikutsertakan, yaitu Andritany Ardhiyasa, Fachruddin Aryanto, dan Ilija Spasojevic.

 

Tidak masuk kalender FIFA dan alasan pemilihan lawan tanding

Kompetisi yang berslogan Aceh Teuga alias Aceh Kuat dan Hebat ini awalnya hendak mempertemukan timnas yang negaranya juga pernah menjadi korban tsunami, seperti Jepang dan Australia.

“Namun, karena keterbatasan waktu, mereka dengan berat hati tak bisa mengirim tim utama. Akhirnya, kami putuskan mengundang negara-negara yang bersimpati dengan tragedi tsunami,” terang Simon Batara, promotor AWSC, dikutip dari Bola.net.

Ini merupakan pertama kalinya pertandingan sepak bola internasional dilangsungkan di Aceh, dan menjadi edisi pertama AWSC. Ke depannya, turnamen ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan seperti Suzuki Cup di Jepang, Tiger Cup di Malaysia, atau King Cup di Thailand, agar bisa masuk di kalender FIFA.

Diprakarsai oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, turnamen ini sudah mendapat restu dari PSSI serta BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia), dan akan dipantau langsung oleh AFC.

Total hadiah di AWSC mencapai 1,2 miliar rupiah. Juara pertama akan mendapat 50 ribu USD (sekitar 675 juta rupiah), kemudian runner-up berhak membawa pulang 25 ribu USD, dan tim fair play akan diganjar hadiah 5 ribu USD. Dari torehan individu, top skor dan pemain terbaik masing-masing akan mendapat 2.500 USD.

Akhir November ini, timnas Indonesia beserta ketiga kontestan lain akan bertolak ke Aceh untuk melakukan persiapan. Jika pagelaran ini berjalan sukses, tahun depan rencananya kontestan AWSC akan ditambah menjadi delapan atau lebih.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.