Cerita mengejutkan keluar dari mulut penyerang tajam Napoli, Dries Mertens. Dilansir dari WhoScored, pemain bertubuh mini tersebut mengatakan bahwa di bursa transfer musim lalu ia hampir hengkang ke Barcelona.
Ketajaman Mertens di musim 2016/2017 membuat Barcelona kepincut. Namun, berbekal predikat runner-up top skor Serie A, ia menganggap kalau pindah ke Barcelona jutru bisa menjadi kemunduran karier karena hanya akan menjadi cadangan Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suárez. Hal mana yang disesalinya setelah nama kedua hijrah ke PSG.
“Andai saja aku tahu Neymar akan pergi. Barcelona menunjukkan ketertarikan saat itu, tapi aku merasa hanya akan menjadi pelapis, padahal aku baru saja menjalani musim yang fantastis di Napoli. Aku tidak mau berakhir menjadi pemain cadangan, meskipun aku bermain untuk Barcelona”, tutur pria asal Belgia ini.
Lebih lanjut, Mertens juga bercerita kalau kepindahan Neymar terjadi setelah ia menandatangani kontrak baru di Napoli. Tersirat nada penyesalan dari nada bicara Mertens ketika mengingat kembali kejadian itu.
“Kadang aku berpikir, apa yang terjadi saat ini jika aku bermain di Barcelona? Setelah Neymar hengkang, mereka mencari pemain yang berposisi penyerang sayap kiri, dan dulunya aku juga bermain di sektor itu.”
Perpindahan yang tertunda?
Apa yang diceritakan Mertens tersebut sontak membuat namanya kembali diperbincangkan di bursa transfer. Dengan cedera panjang yang dialami Ousmane Dembélé, Barcelona tentu harus berjaga-jaga apabila pemain seharga 105 juta euro itu gagal tampil maksimal setelah pulih.
Nama incaran lawas pun kembali mengapung, yakni Philippe Coutinho, sampai Mesut Özil yang masa depannya masih abu-abu. Akan tetapi, jika negosiasi pada kedua pemain tersebut gagal menemui titik temu, Mertens bisa menjadi alternatif.
Mertens tidak salah ketika “mempromosikan” dirinya dengan berkata kalau ia masih bisa menjalankan tugas sebagai penyerang kiri dengan baik, walaupun saat ini lebih sering berperan sebagai ujung tombak. Sebab, yang dibutuhkan Barcelona saat ini memang pemain yang bisa bekerja maksimal di area tersebut.
Dengan dribel yang bagus dan kelihaian melakukan penetrasi ke kotak penalti lawan, di atas kertas Mertens adalah solusi yang tepat. Terlebih, naluri golnya sudah terbukti selama dua musim terakhir di Serie A.
Baca juga: Dries Mertens, Pemain Mungil yang Mencuat di Tengah Krisis
Untuk aspek playmaking, Mertens juga cakap melakukannya, terbukti dengan 6 asis yang dibuatnya hingga akhir November, dan 11 asis yang diukirnya musim lalu. Sebuah perkembangan pesat, bukti dari daya juang pantang menyerah dari seorang pemain yang dalam tiga musim pertamanya kesulitan menembus tim inti.
Akan tetapi, adal satu kelemahan Mertens yang bisa membuat pamornya bisa sedikit menurun di antara kandidat lain pengisi sektor kiri penyerangan Blaugrana, yaitu usia.
Bulan Mei tahun depan Mertens akan berumur 31 tahun. Bagi pemain di posisinya, usia 32-33 tahun akan menjadi masa-masa penurunan performa, sebelum biasanya dialihkan posisinya lebih ke tengah. Artinya, Barcelona hanya memiliki waktu 1-2 musim untuk memanfaatkan potensi maksimal Mertens, jika ia jadi dipinang.
Memang, tidak ada salahnya membeli pemain untuk jangka pendek. Namun, ada baiknya jika yang muda lebih diprioritaskan karena bisa menjadi investasi yang lebih berharga. Itulah mengapa jika rumor Mertens menuju Barcelona kembali mengapung, tampaknya hanya akan menjadi rencana cadangan mereka saja.
Mertens sendiri saat ini masih menikmati periode tajamnya yang kedua di Napoli. 10 gol dicetaknya 13 laga di Serie A, dan membawa timnya bercokol di puncak klasemen sementara. Pencapaian Napoli di akhir musim dan konsistensi performa Mertens musim ini mungkin bisa menjadi tolok ukur langkah selanjutnya eks pemain PSV Eindhoven ini.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.