Sepuluh tahun yang lalu, Spanyol kehilangan salah satu bek kiri terbaiknya. Antonio Puerta meninggal dunia ketika sedang berlaga di lapangan hijau, dalam usia baru menginjak 23 tahun.
Ia benar-benar sosok bocah lokal Sevilla yang ditakdirkan bermain untuk klub kebanggaan kota tersebut. Ia bahkan terlahir di pusat kota Sevilla, tepatnya di lingkungan Nervión yang letaknya sangat dekat dengan Stadion Ramon Sánchez Pizjuán.
Ia lalu menjalani karier dari tingkatan terendah tim junior sampai akhirnya menembus level profesional pertamanya, yaitu Sevilla Atletico, tim cadangan Sevilla. Kebetulan, angkatan Puerta diisi beberapa talenta Andalusia yang menjelma menjadi figur penting di kancah sepak bola Spanyol. Dua di antaranya adalah Sergio Ramos dan Jesus Navas.
Puerta memulai debutnya di kasta tertinggi sepak bola Spanyol pada tanggal 21 Maret 2004. Saat itu, pelatih Joaquín Caparrós memercayainya tampil dalam derbi Andalusia menghadapi Málaga. Penampilan gemilangnya membuat sang pelatih mempromosikan sang pemain ke skuat utama untuk musim 2005/2006.
Pemain yang kemudian lekat dengan nomor punggung 16 ini bisa dibilang menjadi kunci awal mula sejarah Sevilla di Liga Europa/Piala UEFA. Ia mencetak gol penentu kemenangan ke gawang Schalke 04 di semifinal Piala UEFA 2005/2006. Di menit-menit akhir pertandingan, Puerta yang berposisi sebagai bek kiri memberanikan diri untuk menyerang ke kotak penalti lawan. Dengan kaki kirinya, ia pun mengunci skor agregat 1-0 yang mengantarkan Los Nervionenses ke final.
Di final menghadapi Middlesbrough, Sevilla menggila dengan mengungguli lawannya itu empat gol tanpa balas. Trofi tersebut pun menjadi raihan pertama Los Nervionenses di kompetisi antarklub Eropa, sekaligus gelar pertama yang mereka raih dalam enam dekade. Bersama bintang-bintang Sevilla saat itu, antara lain Dani Alves, Frederic Kanoute, dan Navas, Puerta kembali mempersembahkan gelar Piala Super Spanyol 2006 dan Piala Super Eropa 2006 serta mempertahankan Piala UEFA 2007.
Penampilannya yang mengesankan sepanjang musim kompetisi 2006/2007 membuat Puerta menarik perhatian Arsenal, Manchester United, dan Real Madrid. Ketiga klub tersebut dikabarkan telah mengirimkan proposal untuk meminangnya. Namun, Puerta menolak semuanya dengan alasan terlalu mencintai kota kelahirannya.
Nama Puerta mendunia ketika berkesempatan untuk bergabung dengan tim nasional Spanyol U-21 untuk Piala Eropa U-21 pada tahun 2006. Di skuat tersebut tergabung pula beberapa nama yang kelak menjadi pemain-pemain kelas dunia, seperti Andrés Iniesta, Fernando Llorente, Raúl Albiol, Cesc Fàbregas, dan David Silva. Tak sampai setahun setelahnya, ia memperoleh kesempatan membela tim nasional senior untuk kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Swedia.
Semuanya berjalan sempurna di awal usia kepala dua bagi Puerta. Namun, Tuhan memang punya rencanya sendiri. Sang Maha Kuasa memutuskan untuk memanggil idola publik Andalusia ini pada tanggal 25 Agustus 2007.
Hari itu adalah hari yang cerah dan para Sevillistas memadati stadion Pizjuan untuk mendukung pada idola mereka menghadapi Getafe. Itu adalah pertandingan pertama di musim 2007/2008. Mendadak, Puerta jatuh pingsan pada menit ke-28 pertandingan. Rekan seklubnya, Ivica Dragutinovic, memberi pertolongan pertama dengan mencoba menjulurkan lidah rekannya. Puerta sempat sadar ketika diberi pertolongan tim medis. Namun, ia kembali pingsan di ruang ganti dan nyawanya tak tertolong lagi ketika dibawa ke rumah sakit.
Seluruh publik sepak bola Spanyol berkabung atas kepergian pria Andalusia ini. Sergio Ramos bahkan beberapa kali mengenakan baju bertuliskan nama Puerta, termasuk ketika tim nasional Spanyol memenangkan Piala Eropa 2008. Nomor punggung 16 di Sevilla sempat diusulkan untuk diabadikan, tapi kemudian ditolak oleh federasi sepak bola Spanyol.
Meski demikian, pria ini sudah abadi di kota Sevilla. Sebuah patung dirinya kini menghiasi stadion tempat latihan Sevilla, dengan nama fasilitas olahraga yang dinamakan atas diri mendiang Puerta. Lalu, penghormatan kepada mendiang diadakan pada setiap pertandingan kandang Sevilla, yaitu setiap jarum jam menunjukkan menit ke-16 babak pertama, pertanda nomor punggung yang dikenakannya semasa hidup.
https://www.instagram.com/p/BUVSw3yBZyK/?taken-by=maheerprad
Semoga tenang di alam sana, Puerta!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.