Borussia Dortmund mengawali musim 2017/2018 dengan menjanjikan. Die Borussen berhasil memenangi enam dari tujuh laga awal di Bundesliga. Moncernya Pierre-Emerick Aubameyang dengan delapan gol dari tujuh laga tersebut menjadi salah satu indikator betapa menawannya permainan ofensif yang diterapkan Peter Bosz, sang manajer anyar asal Belanda.
Dengan terpuruknya Bayern München di laga-laga awal tersebut, Dortmund digadang-gadang menjadi kandidat terdepan juara Bundesliga di akhir musim. Namun, kini, semuanya berubah 180 derajat. Julian Weigl dan kolega tercecer di peringkat lima klasemen setelah belum sekalipun meraih tiga poin selepas kemenangan terakhir mereka di matchday ketujuh.
Kini, sesudah 12 kali bermain, Der BVB baru mengumpulkan 20 poin dan tertinggal sembilan poin dari München yang seolah-olah bertukar peran dengan Dortmund. Meskipun begitu, kemalangan Dortmund ini sebenarnya mengejutkan mengingat betapa perkasanya mereka di laga awal dan bagaimana Bosz mampu membuktikan profilnya sebagai manajer yang berhasil membawa Ajax ke final Liga Europa.
Lalu, apa yang menyebabkan hal ini terjadi, dan apa akibatnya bagi Dortmund ke depannya?
Penyebab utama disinyalir karena skema Bosz yang terlalu menitikberatkan pada sisi ofensif permainan, dan berujung pada ketimpangan di lini belakang. Pertahanan Dortmund sejauh ini memang mengecewakan. Di Bundesliga, mereka sudah kebobolan total 16 gol, meskipun berhasil memasukkan 29 gol ke gawang lawan.
Terlihat, bagaimana lini depan Dortmund begitu mematikan, namun tak disokong dengan pertahanan yang baik. Bosz tampaknya lupa dengan perkataan terkenal dari manajer legendaris Manchester United, yang juga merupakan salah satu manajer terbaik sepanjang masa, Sir Alex Ferguson.
“Attack wins you games, defence wins you titles.”
Meskipun memang andil Bosz dalam mengorganisir pertahanannya tentu sangat besar, tak dapat dipungkiri bahwa bek-bek Dortmund memang bukanlah yang terbaik. Semenjak ditinggal oleh Mats Hummels, juara Bundesliga musim 2011/2012 ini memang tak lagi memiliki bek yang solid.
Sokratis Papasthatopoulos sebagai figur yang senior tak memiliki kecerdasan layaknya Hummels untuk menutupi kurangnya kecepatan yang ia miliki. Marc Bartra menunjukkan mengapa ia dilepas oleh Barcelona karena kerap sekali melakukan kesalahan ganjil. Omer Toprak sejauh ini belum menunjukkan bahwa ia layak masuk ke skuat Dortmund, dan tidak benar rasanya menggantungkan semuanya kepada Dan Axel Zagadou yang baru berusia 18 tahun, meski sang wonderkid sejauh ini mampu tampil baik. Kurangnya penggawa berkelas di lini pertahanan Dortmund tentu menyulitkan tugas Bosz.
Masalah lain yang menimpa Dortmund saat ini adalah menyoal bintang sekaligus juru gedor utama mereka, Aubameyang. Penyerang tajam asal Gabon tersebut tengah mengalami krisis gol di liga, selepas tampil ganas di tujuh laga awal yang telah disebutkan di atas. Lima pertandingan berikutnya, Aubameyang hanya berhasil mencetak dua gol, itupun ia cetak di laga melawan RB Leipzig yang berujung pada kekalahan timnya.
Di laga terakhir melawan Stuttgart, Aubameyang bahkan dihukum oleh manajemen tim akibat tindakan indisipliner. Hal ini tentunya menggoyahkan moral tim, mengingat Aubameyang adalah bintang utama tim saat ini. Apabila pemain terbaik yang mereka miliki tak mampu menggerakkan timnya, dan malah berbuat seenaknya, wajar rasanya melihat Dortmund kesulitan seperti saat ini.
Jika kemalangan ini berlanjut, bukan tak mungkin Dortmund akan kehilangan kepingan-kepingan berharga dari timnya saat ini. Yang pertama tentunya adalah kehilangan pemandu bakat hebat, Sven Mislintat, yang baru saja direkrut oleh Arsenal untuk menjadi kepala pemandu bakat. Kehilangan pemandu bakat sekelas Mislintat yang sudah terkenal akan kejeliannya dalam melihat talenta berbakat tentunya adalah sebuah kehilangan besar bagi Dortmund, namun melihat kemunduran tim saat ini, wajar rasanya apabila pria Jerman tersebut menginginkan perubahan pemandangan.
Aubameyang juga dirumorkan akan pindah menyusul tindakan indisiplinernya yang ia lakukan belakangan ini. Mantan penyerang AC Milan ini sudah lama dikabarkan diminati oleh Real Madrid, yang tengah membutuhkan penyerang tambahan untuk menjadi saingan Karim Benzema. Pindah ke Madrid yang notabene lebih berpeluang untuk memenangkan trofi tentu cocok bagi ambisi Aubameyang.
Sementara, bagi Dortmund, status mereka sebagai tim penjual akan semakin terpatri apabila keadaan tak segera berubah. Masih ingat bagaimana cara Ousmane Dembele pindah ke Barcelona di awal musim ini? Ya, wonderkid Prancis tersebut dengan sengaja melakukan tindakan yang melanggar aturan klub demi merealisasikan transfernya. Dortmund tentu tak dapat kehilangan pemain terbaiknya lagi, dan untuk itu, mereka harus segera memperbaiki performanya.
Bagi Peter Bosz, laga melawan rival sekota, Schalke 04, di minggu ini bisa jadi akan menjadi penentuan nasibnya, setelah gagal total di Liga Champions melawan Tottenham Hotspur. Kemenangan adalah harga mati bagi manajer asal Belanda ini apabila ia ingin mempertahankan statusnya.
Petinggi klub tentunya harus menimbang matang-matang keputusan apa yang harus diambil, karena tentunya mereka tak ingin petaka seperti musim 2014/2015, musim terakhir Jürgen Klopp, terulang kembali.
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket