Eropa Inggris

Paul Scholes, Jalan Sederhana Menuju Kejayaan

16 November ini adalah tanggal di mana seorang Paul Scholes merayakan ulang tahunnya. Biasanya pada hari tersebut sering ditayangkan pendapat-pendapat dari para pesohor sepak bola terkait seorang Paul Scholes. Hampir semua merupakan pujian, bahkan sosok seperti Lionel Messi saja, menyebut bahwa di La Masia sana, nama Paul Scholes seringkali disebutkan sebagai percontohan. Zinedine Zidane bahkan dengan penuh kerendahan hati menyebut bahwa Scholes adalah gelandang terbaik di dunia.

Anda bisa melihat banyak rekaman pertandingan untuk melihat kembali betapa hebatnya seorang Paul Scholes. Umpan panjang terukur menjadi ciri khasnya. Ia seakan bisa melihat dimensi permainan yang berbeda dengan kebanyakan pemain lain. Soal tembakan keras dari jarak jauh pun menjadi satu hal yang membuat orang mengingat sosok yang bermain di Manchester United selama dua dekade.

Tetapi yang akan diceritakan pada hari ulang tahun Scholes pada kesempatan kali ini bukan soal pencapaian atau bagaimana para bintang kelas dunia memujinya setinggi langit. Melainkan kenyataan bahwa ada batas setipis kertas di awal karier seorang Paul Scholes. Bagaimana pada awalnya, semua orang ragu bahwa ia akan menjadi pesepak bola hebat suatu saat nanti.

Baik Eric Harrison, pelatih akademi United saat itu, dan Sir Alex Ferguson, sama-sama tidak mendapatkan impresi yang bagus ketika bertemu Scholes pertama kali. Mereka berpendapat bahwa ia terlalu kecil, dan akan sangat sulit untuk menjadi pesepak bola. Bahkan dalam beberapa kejadian, Scholes hampir saja tidak bisa melanjutnya kariernya di dunia sepak bola.

Scholes tidak termasuk dalam tim yang berhasil memenangi Piala FA usia muda pada tahun 1992. Tetapi, ia masuk dalam bagian tim yang bertanding bersama Phil Neville di tahun berikutnya. Pada awalnya tidak ada yag menyangka bahwa Scholes akan lebih cepat masuk ke tim utama United ketimbang para pemain lain. Tetapi sebuah kejadian kemudian mengubah segalanya.

Dalam sebuah partai uji tanding di tempat latihan United yang lama, The Cliff, Lee Sharpe, Steve Bruce, Peter Schmeichel, Bryan Robson, dan Brian McClair menyaksikan pertandingan tim muda United. Para pemain ini memang senang menyaksikan para pemain akademi United, dan biasanya memberikan saran kepada tim pelatih terkait pemain muda mana yang layak naik ke tim utama.

Bryan Robson bertanya pada Sir Alex saat itu, “(Dari para pemain muda ini) siapa yang akan dipertahankan, dan siapa yang akan dilepas?” Manajer menjawab saat itu, “Kami akan membawa (David) Beckham, (Nicky) Butt, (Gary) Neville, dan beberapa pemain lainnya. Tetapi kami tidak begitu yakin dengan yang kecil berambut merah di posisi gelandang.”

Hanya beberapa saat kemudian, Scholes muda kemudian mendapatkan bola tepat di depan kotak penalti. Ia kemudian melakukan gerak tipu, menggiring bola melewati pemain bertahan lawan. Melakukan gerak tipu lagi, melewati pemain lain, menembus dua bek tengah, berhadapan dengan kiper, lalu mencongkel bola masuk ke gawang.

Robson lalu berbalik dan berseloroh kepada manajer, “Anda yakin dengan apa yang Anda bicarakan tadi?”

Scholes mungkin tidak langsung melakukan ledakan hebat seperti yang dilakukan oleh Beckham atau Ryan Giggs ketika pertama kali muncul. Kemampuan hebatnya muncul secara natural dan sederhana. Cara ini yang justru membuatnya meraih kejayaan yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Bahkan bisa diwajarkan, bagaimana senyum picik yang ia tunjukan ketika mendengar Steven Gerrard berbicara soal kepemilikan gelar juara Liga Primer Inggris.

Selamat ulang tahun, Paul Scholes!

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia