Suara Pembaca

Ketika Sebuah Tim dari Jerman Timur Menjuarai Piala Winners 1973/1974

Pada tahun 1970-an, sepak bola Jerman atau tepatnya Jerman Barat, menguasai Eropa bahkan dunia. Tim nasional Jerman Barat berhasil keluar sebagai juara pada gelaran Piala Dunia 1974. Di level klub, Bayern München membawa pulang trofi European Cup (Liga Champions) selama tiga musim berturut-turut. Borussia Mönchengladbach menuai sukses di Piala UEFA tahun 1975 dan 1976. Dan Hamburg memenangkan Piala Winners edisi 1976.

Bagaimana dengan Jerman Timur? Secara umum dapat dikatakan bahwa prestasi tim nasional dan klub-klub Jerman Timur kalah mentereng dibandingkan dengan Jerman Barat. Tapi setidaknya, ada satu klub Jerman Timur yang pernah menjadi juara di kompetisi sepak bola Eropa, FC Magdeburg. Hal tersebut terjadi pada Piala Winners musim 1973/1974.

Secara resmi, tahun 1965 tercatat sebagai tahun berdirinya FC Magdeburg. Namun, perjalanan pembentukannya sebenarnya sudah mulai terjadi sejak akhir abad 19. Sejumlah merger menyertai proses pendiriannya. Salah satu merger yang terjadi di fase-fase awal adalah ketika pemain-pemain Magdeburger SC Prussia 1899 dan Cricket Viktoria Magdeburg memutuskan untuk bergabung. Mereka membentuk Sportgruppe Sudenburg pada tahun 1945.

Magdeburg mengalami kesuksesan pada era 1970-an di bawah asuhan pelatih Heinz Krügel. Pada tahun 1972, mereka menjuarai DDR-Oberliga (kompetisi tertinggi di Jerman Timur) untuk pertama kalinya. Skuat mereka kala itu masih sangat muda. Kesuksesan serupa mereka ulangi lagi pada musim 1973/1974 dan 1974/1975.

Kemenangan di DDR-Oberliga memberikan mereka tiket untuk berlaga di Eropa, tepatnya di Piala Winners. Der Club (sebutan FC Magdeburg) mengawali perjalanan di kompetisi tersebut pada musim 1973/1974 dengan mengalahkan klub Belanda, NAC Breda. Di pertemuan perdana, keduanya bermain imbang 0-0. Namun di kandang sendiri, Magdeburg unggul 2-0 lewat gol Axel Tyll dan Martin Hoffmann. Di babak selanjutnya, lawan yang lebih tangguh sudah menunggu yaitu Banik Ostrava. Klub asal Cekoslovakia (kini Republik Ceko) ini sedang berada dalam era keemasan. Terbukti pada leg pertama, Magdeburg takluk dengan skor 0-2.

Di kandang sendiri, Magdeburg memiliki asa untuk bisa membalikkan keadaan setelah Wolfgang Abraham berhasil mengeksekusi tendangan penalti pada menit ke-30. Namun gol kedua tak kunjung datang. Publik Magdeburg mulai gusar.

Baru di menit 85, Hoffmann berhasil mencetak gol kedua bagi Magdeburg. Pertandingan pun harus dilanjutkan ke babak tambahan waktu. Sparwasser menjadi pahlawan setelah membuat gol ketiga Magdeburg hari itu. Mereka pun lolos ke babak perempat-final. Lawan mereka kali ini adalah PFC Beroe Stara Zagora dari Bulgaria. Tidak seperti di dua babak sebelumnya, kali ini Magdeburg yang harus terlebih dahulu bertindak sebagai tuan rumah.

Pertarungan sengit terjadi di Ernst-Grube-Stadion. Magdeburg berhasil menang lewat dua gol Hans-Jürgen Hermann dan Siegmund Mewes yang terjadi di 15 menit akhir pertandingan. Di leg kedua, Magdeburg bisa meredam gempuran PFC Beroe Stara dan bermain imbang 1-1. Tim asuhan Heinz Krügel melaju ke empat besar. Hasil undian mempertemukan mereka dengan wakil Portugal, Sporting CP.

Di kandang Sporting, Magdeburg berhasil mengimbangi tuan rumah dengan skor 1-1. Dua minggu berselang, di hadapan 35.000 penonton, Magdeburg unggul cepat lewat gol Jürgen Pommerenke. Baru 20 menit menjelang bubaran, Sparwasser menambah keunggulan tuan rumah. Sporting sempat membalas, tapi skor 2-1 bertahan hingga akhir pertandingan. Magdeburg pun lolos ke final. Lawan yang dihadapi di partai pamungkas adalah tim kuat asal Italia, AC Milan.

Pertandingan final digelar di Rotterdam, pada 8 Mei 1974. Penonton yang hadir malam itu hanya sekitar 5.000 orang. Sejak menit awal, AC Milan langsung menggempur pertahanan Magdeburg. Namun, pertahanan Der Club sangat solid dan tak berhasil ditembus Milan.

Memasuki menit-menit akhir babak pertama, Magdeburg punya kesempatan membangun serangan balik lewat Hoffmann. Dari sisi kiri kotak penalti Milan, ia mengirimkan sebuah umpan crossing. Enrico Lanzi, bek Milan, yang berusaha menghalau umpan tersebut justru menceploskan bola ke gawang sendiri. Magdeburg unggul 1-0 pada babak pertama.

Di babak kedua, inisiatif serangan kembali dipegang oleh Milan. Namun kembali Hoffmann menjadi momok lini pertahanan Milan. Umpan silangnya kali ini berhasil dihalau, tapi bola jatuh ke kaki Sparwasser. Ia pun segera mengirimkan umpan terukur kepada Wolfgang Seguin. Dari sudut sempit, Seguin berhasil menendang bola melewati kiper. Skor 2-0 bertahan sampai akhir pertandingan.

Kapten Manfred Zapf mengangkat trofi Piala Winners tinggi-tinggi. Itu adalah kali pertama, sekaligus yang terakhir, sebuah klub Jerman Timur mampu menjuarai kompetisi di level Eropa.

Prestasi Magdeburg perlahan mulai menurun. Pada saat reunifikasi, pemain-pemain Der Club banyak yang menyeberang ke klub-klub Jerman Barat. Pada 2002, Magdeburg sempat terpuruk ke divisi empat kompetisi sepak bola Jerman. Kini mereka menjalani kompetisi di divisi tiga.

Author: Bram Sitompul (@brammykidz)