Pada akhir bulan September kemarin, muncul sebuah kabar yang mengejutkan dari salah satu kontestan Go-Jek Traveloka Liga 1, Bali United. Klub kesayangan masyarakat di Pulau Dewata itu mengambil keputusan untuk meminjamkan salah satu penyerangnya, I Made Wirahadi, ke klub Liga 2 yang sedang bertempur di babak 16 besar, PSMS Medan.
Kepindahan Wirahadi ke PSMS dengan status pinjaman pun dikonfirmasi secara langsung oleh Chief Executive Officer (CEO) Bali United, Pieter Tanuri, saat itu.
“Wirahadi kami pinjamkan sampai musim kompetisi Liga 2 berakhir sebab kami melihat bahwa kesempatannya untuk merumput juga lebih tinggi bersama tim Ayam Kinantan. Saya pun yakin jika Wirahadi bisa memberikan kontribusi maksimal buat PSMS”, ujar Pieter seperti dikutip dari laman resmi Bali United.
Salah satu faktor yang membuat Wirahadi harus tergeser dari skuat Bali United adalah keberadaan Irfan Bachdim dan Sylvano Comvalius yang berposisi sama dengannya. Kebetulan, dua nama tersebut menjadi juru gedor andalan pelatih Widodo Cahyono Putro.
Luar biasanya, duet Bachdim dan Comvalius sanggup menampilkan performa yang sangat gemilang di musim ini. Keduanya seringkali muncul sebagai aktor kemenangan Bali United lewat gol-gol yang lahir dari kepala maupun kakinya. Sampai Go-Jek Traveloka Liga 1 menyelesaikan laga di pekan ke-33, Bachdim dan Comvalius telah menyumbang 49 gol (dari 73 gol total milik Serdadu Tridatu).
Walau debutnya bersama PSMS kurang berjalan sempurna lantaran hanya bermain imbang 0-0 dengan Persita Tangerang di laga kedua babak 16 besar Grup B, namun pelan tapi pasti, grafik meningkat terus diperlihatkan oleh Wirahadi.
Keran gol dari lelaki yang juga seorang brigadir polisi ini akhirnya mengalir di partai melawan Persibat Batang. Tak tanggung-tanggung, Wirahadi langsung mencetak brace alias dua gol pada laga tersebut tersebut sekaligus memberi kemenangan perdana bagi PSMS saat mentas di babak 16 besar Liga 2.
Baca juga: PSMS Medan dan Mereka-Mereka yang Mencoba Memperbaiki Nasib
Hasil positif melawan Persibat yang lantas dilanjutkan dengan nilai penuh di partai-partai selanjutnya, bikin PSMS sukses menggenggam satu tiket ke babak 8 besar Liga 2 usai finis sebagai runner-up Grup B di bawah PSIS Semarang.
Proses adaptasi Wirahadi yang cukup baik memang sangat memudahkan Djadjang Nurdjaman, pelatih PSMS, untuk mengintegrasikannya ke dalam skuat. Terlebih, dengan kualitas apik yang dimilikinya, Djanur pun tak ragu buat menempatkan Wirahadi sebagai ujung tombak tunggal dalam skema favoritnya, 4-2-3-1.
Dengan bangun tubuh tegap, teknik olah bola mumpuni, dan insting mencetak gol tinggi, presensi Wirahadi di lini serang PSMS memang amat esensial. Figur penyerang berusia 34 tahun itu menyediakan opsi serangan yang variatif karena selain lihai berperan sebagai pemantul bola ataupun eksekutor bola-bola daerah, Wirahadi juga mumpuni dalam urusan duel-duel udara.
Segala kelebihan yang dimiliki bekas pemain Perseden Denpasar, Persebaya Surabaya, Persijap Jepara, hingga Persiba Balikpapan ini benar-benar coba dimaksimalkan oleh Djanur.
Meski sempat mandul di dua laga PSMS pada babak 16 besar kemarin, ketajaman Wirahadi akhirnya muncul kembali pada saat tim Ayam Kinantan memainkan partai perdananya di babak 8 besar melawan Kalteng Putra kemarin (10/11).
Butuh angka sempurna guna mencatat start gemilang, Wirahadi menjawab kepercayaan Djanur dengan tampil prima plus menggelontorkan dua gol sekaligus ke gawang tim Enggang Borneo. Gol yang dibukukan pada menit 15’ dan 73’ itu sendiri jadi penentu kemenangan tipis 2-1 PSMS atas Kalteng Putra.
Dalam dunia sepak bola, pemain dengan status pinjaman kerapkali dianggap sebelah mata, bahkan di saat penampilan mereka cukup memuaskan bersama tim yang meminjam tenaganya. Namun apa yang diperlihatkan Wirahadi bersama PSMS sejauh ini, tak sepatutnya bikin dirinya dipandang remeh.
Wirahadi justru membuktikan bahwa dengan mendapat menit bermain lebih banyak di PSMS, ia bisa membuktikan kepada semua orang bila tajinya masih ada. Lebih dari itu, Wirahadi juga tampak semakin esensial bagi perjalanan tim Ayam Kinantan pada fase-fase penentuan di Liga 2 guna meraih satu tiket promosi ke Go-Jek Traveloka Liga 1.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional