Turun Minum Serba-Serbi

adidas Hadirkan Desain Jersey 1990-an di Piala Dunia 2018

Persiapan para tim kontestan Piala Dunia 2018 terus dilakukan, tak hanya dari sisi teknis, tapi juga aspek estetis, salah satunya adalah seragam tempur kesebelasan. Nah, di edisi Piala Dunia kali ini, adidas memberikan konsep baru untuk timnas yang disponsorinya, yakni modifikasi desain jersey tahun 1990-an.

Dimulai dari sang juara bertahan, Jerman, adidas memodifikasi jersey Der Panzer di Piala Dunia 1990. Jika di turnamen yang dijuarainya tersebut Jerman memakai motif berwarna bendera negara, kali ini warna di motif tersebut lebih disederhanakan menjadi hitam dan abu-abu.

Permasalahannya adalah, desain ini membuat jersey Jerman terlihat semakin ramai, karena juga dibubuhi patch juara Piala Dunia. Nomor dada pemain rencananya akan dipasang di sisi kanan di bawah motif garis.

Jersey Jerman di Piala Dunia 2018. Kredit: adidas

Tak ketinggalan, Spanyol juga akan memakai desain jersey klasik yang pernah mereka pakai di Piala Dunia 1994 Amerika Serikat. Warna merah khas La Furia Roja tetap dominan, dihiasi motif berbentuk berlian berwarna kuning dan biru yang memanjang.

Menurut adidas, motif tersebut menandakan energi, kecepatan, dan gaya bermain yang diusung Spanyol. Akan tetapi, menurut saya, Spanyol justru mengulang desain gagal mereka di jersey tandang Piala Eropa 2016. Jersey yang dipakai di kejuaraan akbar sekelas Piala Dunia justru terlihat seperti seragam jalan sehat.

Jersey Spanyol di Piala Dunia 2018. Kredit: adidas

Bergeser ke Amerika Latin, adidas juga mengusung desain retro untuk jersey Kolombia. James Rodríguez dan kolega akan mengenakan desain kostum yang pernah dipakai saat berlaga di Piala Dunia 1990 dengan sedikit sentuhan modern.

Motif tiga strip berwarna bendera negara yang terpampang di kedua sisi lebih dipertajam dan dipangkas, tidak lagi memanjang dari lengan, tapi menggantung di bawah ketiak hingga bawah dada. Disertai dengan warna kuning yang menjadi ciri khas Los Cafeteros, kesan segar dan sporty terlihat jelas dari kostum ini.

Jersey Kolombia di Piala Dunia 2018. Kredit: adidas

Kembali ke daratan Eropa, Belgia yang merupakan salah satu tim kuda hitam di turnamen ini juga tak mau ketinggalan dengan tren jersey retro di Piala Dunia. Berbekal catatan sejarah peringkat empat di Piala Dunia 1986, adidas memodifikasi seragam Belgia di ajang tersebut untuk digunakan di Rusia tahun depan.

Kredit: adidas

Ciri khas jersey ini terdapat di bentuk ketupat yang terdapat di bagian dada, disertai logo federasi sepak bola Belgia di tengahnya. Meski terlihat simpel karena tidak memakai banyak motif, namun bagi laki-laki generasi 1990-an, motif tersebut menbuat jersey Belgia tampak seperti baju tempur Power Rangers.

Desain minimalis Argentina dan Meksiko

Dilihat dari desain remake tim-tim di atas, adidas tampaknya kurang lihai dalam merancang ulang kostum lawas dan lebih pandai membuat desain baru, karena baju kesebelasan Argentina dan Meskiko terlihat sangat berkelas.

Strip biru-putih khas Argentina tetap dipertahankan adidas di jersey anyar Lionel Messi dan kawan, dan ditambahi efek sedikit pudar di bagian dada. Jersey ini dibuat khusus untuk memperingati hari jadi La Albiceleste yang ke-125, sehingga logo federasi dihias penuh dengan warna emas.

Jersey Argentina di Piala Dunia 2018. Kredit: adidas

Setali tiga uang dengan Argentina, adidas juga mengusung tema minimalis untuk baju tempur Meksiko di Piala Dunia nanti. Dihiasi motif tiga garis besar di kedua sisi perut, jersey Meksiko tampak elegan dengan warna hijau yang pas. Tidak terang dan tidak terlalu gelap. Cocok dengan warna kulit sawo matang.

Meski kelihatannya seperti nuansa baru bagi El Tri, namun motif tiga garis besar di kedua sisi jersey tampak seperti mencontoh desain jersey Bulgaria di Piala Dunia 1994. Perbedaannya terletak di jarak antargaris. Garis di jersey Bulgaria jaraknya lebar, sedangkan di baju Meksiko berjarak lebih rapat.

Jersey Meksiko di Piala Dunia 2018. Kredit: adidas

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.