Peter Odemwingie semakin mengukuhkan dirinya sebagai marquee player tertajam di Liga 1, unggul delapan gol dari Elio Martins. Satu gol dan dua asis yang dibuat olehnya di laga kontra Barito Putera menambah torehan positifnya di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 menjadi 15 gol dan 8 asis.
Kabar ini tentu sangat menggembirakan bagi Madura United, karena di saat mereka berlari kencang memburu gelar juara liga, amunisi yang sangat dibutuhkan itu kembali hadir di starting line-up.
Tercatat, sejak kembalinya Peter Odemwingie, daya dobrak Laskar Sapeh Kerrab meningkat, dan memperpanjang panjang catatan tak terkalahkan mereka menjadi 10 laga sejak menang lawan Arema FC di pekan ke-23.
Odemwingie memang tak terganti. Meskipun musim ini merupakan tahun perdananya di Liga Indonesia, ia tak kesulitan beradaptasi dan langsung menunjukkan ketajamannya di awal kompetisi. Bahkan, gol cantik sempat dibuatnya saat Madura United menang 1-0 di kandang Persija Jakarta.
Saat itu, sepakan keras pemain bernomor punggung 24 ini dari luar kotak penalti memantul ke tanah dan tak mampu dihalau Andritany Ardhiyasa. Gol yang sangat berkelas, sekaligus menunjukkan bahwa inilah yang seharusnya dilakukan marquee player di Liga 1. Bukan hanya bermodal nama tenar, tapi juga memberi kontribusi besar.
Selain membuat Madura United memiliki daya ledak tinggi, performa impresifnya juga membentuk trio mematikan di lini depan skuat asuhan Gomes de Olivera. Bersama Slamet Nurcahyo dan Greg Nwokolo, ketiganya menjadi trisula maut dengan julukan trio PSG.
Uniknya lagi, trio PSG ini tidak melulu beranggotakan ketiga pemain tersebut, karena jika Greg absen atau sedang buntu, masih ada Bayu Gatra yang bisa menggantikan personil berhuruf “G” di trio tersebut, menggunakan inisial nama belakangnya.
Pentingnya peran Peter Odemwingie di Madura United memang tak perlu diragukan lagi. Dengan pengalamannya merumput di liga-liga Eropa dan apa yang telah diraihnya sejauh ini, ia benar-benar menunjukkan bahwa dirinya memang layak didatangkan dengan kategori marquee player.
Merujuk pada kata “marquee” yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti tenda besar, marquee player seharusnya menjadi tempat untuk menaruh beban-beban berat yang diemban klub.
Dengan kapabilitasnya, ia seharusnya dapat membayar kepercayaan itu dengan menjadi penyokong hidup tim tersebut dengan kontribusi positif, bukan malah berkali-kali memprotes wasit atau mendapat kartu merah untuk tindakan yang tak perlu.
Oleh karena itu, Peter Odemwingie adalah teladan, contoh terbaik bagaimana seharusnya marquee player beraksi. Ia tak banyak tingkah, tak banyak ngomel di lapangan, dan aksi-akasinya sangat berkelas. Semoga musim depan engkau masih merumput di Indonesia, Peter.