Seperti yang diwartakan oleh Ahdaaf, federasi sepak bola Arab Saudi (SAFF) mencapai kesepakatan dengan La Liga Spanyol untuk mengirim para pemain asal negara tersebut, untuk bermain di salah satu klub peserta kompetisi mulai Januari 2018 nanti. Perwakilan federasi sepak bola serta perwakilan pemerintahan negara Arab Saudi sudah terbang ke Madrid untuk melakukan finalisasi terhadap perjanjian kerja sama ini.
Kerja sama ini ditujukan agar para pemain Arab Saudi bisa tampil lebih siap di Piala Dunia 2018 nanti yang akan diselenggarakan di Rusia. Apalagi, ini merupakan kelolosan pertama negara penghasil minyak tersebut setelah absen selama 12 tahun. Sementara itu, target jangka panjang dari proyek ini adalah diaspora para pemain asal Arab Saudi di benua Eropa untuk meningkatkan kapasistas sepak bola negara tersebut.
Daftar para pemain sudah diserahkan kepada pihak otoritas sepak bola Spanyol. Para pemandu bakat akan mengamati daftar pemain yang sudah diberikan di laga uji tanding internasional antara Arab Saudi berhadapan dengan Portugal pada 10 November nanti. Salah satu nama yang dianggap akan menarik perhatian adalah pemain muda pontesial, Fahad Al-Muwallad.
Ini merupakan langkah besar yang dilakukan oleh sepak bola Arab Saudi setelah kegagalan demi kegagalan yang mereka raih baik kancah Piala Asia maupun Piala Dunia. Padahal di era 1980 hingga 1990-an, negara ini sempat dianggap sebagai raja sepak bola Asia. Tetapi di masa sekarang, tentunya publik sepak bola tentu lebih mengingat bagaimana negara padang pasir ini kalah di final Piala Asia 2007 atau ketika mereka dihantam Jerman dengan skor mencolok 8-0 di Piala Dunia 2002.
Proyek ini juga menambah kuantitas menyoal para pemain yang berlaga di luar negeri atau dalam hal ini adalah benua Eropa. Arab Saudi jelas kalah dari negara-negara rival seperti Jepang, Korea Selatan, atau Iran yang di mana para pemainnya sudah berlaga di Eropa sejak lama. Bahkan boleh jadi kalah dari Indonesia, di mana banyak sekali pemain keturunan yang bermain di Eropa.
Rekam jejak pemain asal Arab Saudi di Eropa adalah ketika penyerang legendaris negara tersebut, Sami Al-Jaber, bergabung ke Wolverhampton Wanderers pada tahun 2000. Al-Jaber sebenarnya tampil cukup impresif di sana. Apalagi saat itu, ia bergabung ke Wolverhampton melalui seleksi. Sayang, ketika hendak memperpanjang kontraknya di sana, Al-Jaber diminta kembali oleh klub sebelumnya, Al-Hilal.
Para pemain lain seperti Yaseer Al-Qahtani, Mohammed Al-Daeyea, Obeid Al-Dosari, atau Talal Al-Meshal, lebih banyak menghabiskan karier mereka di Arab Saudi atau negara-negara Timur Tengah lain yang tentunya kultur sepak bolanya tidak jauh berbeda. Tentu salah satu yang diingat juga bagaimana Hamad Al-Monthasari, yang digadang-gadang akan bermain di Eropa, nyatanya hingga saat ini hanya menghabiskan kariernya di Al-Ittihad.
Padahal sebenarnya, Arab Saudi memiliki potensi yang berbeda ketimbang negara-negara Asia lain. Mereka mungkin tidak memiliki determinasi atau kecepatan yang dimiliki oleh para pemain Korea, atau intelegensia permainan seperti pemain asal Jepang, akan tetapi Arab Saudi memiliki fisik yang superior yang rasanya tidak akan kalah bersaing di sepak bola Eropa.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia