Sentimen bahwa politik sebaiknya dijauhkan dari sepak bola ternyata masih sulit dicapai di abad ke-21 ini. Beberapa hari terakhir, kondisi politik yang memanas antara region Catalonia dan Spanyol, bahkan menyeret nama salah satu pemain yang terkenal aktif menyuarakan pandangan politiknya, yaitu Gerard Piqué.
Apakah ada pesepak bola yang aktif di dunia politik? Berikut ini beberapa di antaranya:
Gerard Piqué dan Oleguer Presas
Seruan dukungan terhadap kemerdekaan negara Catalonia sebenarnya sering disuarakan berbagai mantan pemain Barcelona seperti Carles Puyol dan Xavi Hernandez. Namun, kasus Piqué melebar karena sang pemain masih aktif bermain di Barcelona dan tim nasional Spanyol. Pernyataannya yang berisikan niat mengundurkan diri dari tim nasional dianggap negatif oleh mayoritas pendukung La Roja.
Apa yang menimpa Piqué pernah terjadi kepada pendahulunya di Barcelona, Oleguer Presas. Bedanya, sikap politis pemain belakang yang memperkuat Barcelona di final Piala Champions 2006 ini lebih ekstrem lagi. Pria ini terang-terangan menolak panggilan tim nasional Spanyol asuhan Luis Aragones pada tahun 2005. Selain itu, Oleguer pernah menerbitkan buku bermuatan politik berjudul Cami d’Itaca yang isinya mengkritik berbagai kebijakan pemerintah Spanyol.
Andriy Shevchenko
Keterlibatan Shevchenko di dunia politik dimulai ketika ia masih memperkuat Dynamo Kyiv. Sejak saat itu, ia secara terbuka mendukung salah satu partai politik di negara pecahan Uni Soviet tersebut. Pada pemilihan presiden Ukraina tahun 2004, legenda AC Milan yang sempat gagal di Chelsea ini secara terbuka mendukung salah satu kandidat, yaitu Viktor Yanukovych.
Pria yang sekarang aktif menangani tim nasional Ukraina sebagai pelatih utama ini juga terkenal sebagai salah satu kader partai politik demokrat Ukraina bernama Forward!
Bersama partai tersebut, Shevchenko menjadi calon untuk menduduki parlemen Ukraina. Sayang, Forward! gagal memenangi satu kursi pun di pemilu tersebut.
Andrey Arshavin dan Roman Pavlyuchenko
Di negara-negara pecahan Uni Soviet, dunia politik sepertinya menjadi salah satu pilihan menjanjikan jika karier seorang pesepak bola sudah mengalami penurunan. Selain Shevchenko di Ukraina, jalan ini juga sempat ditempuh duet yang membawa tim nasional Rusia ke semifinal Piala Eropa 2008, Andrey Arshavin dan Roman Pavlyuchenko.
Yang mengejutkan, karier politik keduanya ternyata dimulai sebelum edisi Piala Eropa yang sukses bagi Rusia tersebut. Arshavin mencalonkan diri untuk partai politik yang dipimpin Vladimir Putin di sebuah pemilihan dewan daerah di Rusia pada tahun 2007. Namun, pada saat-saat terakhir, ia menarik diri sebelum pemungutan suara dilancarkan karena ingin fokus pada karier sepak bolanya.
Nasib rekannya, Pavlyuchenko, jauh lebih baik. Mantan pemain Tottenham Hotspur ini terpilih sebagai wakil dewan kota di kota kelahirannya, Stavropol. Bertolak belakang dengan Arshavin, Pavlyuchenko sukses mengamankan posisi di partai politik pimpinan Putin dengan memenangkan 63 persen suara.
Sol Campbell
Mantan pemain belakang nasional Inggris ini membuat heboh ketika mencalonkan diri menjadi walikota London pada tahun 2015. Sejak gantung sepatu pada tahun 2011, Campbell memang tergolong aktif di dunia politik dan sering terlihat di televisi mengomentari masalah-masalah sosial. Sayang, partai konservatif Inggris yang menjadi tujuannya tak tertarik mengajukan nama Campbell sebagai calon walikota dari partai mereka. Sedih ya, Campbell.
Lilian Thuram
Terlahir di Guadelope, salah satu jajahan Prancis di kawasan Karibia, Lilian Thuram sangat memahami posisi warga minoritas di tatanan masyarakat Prancis. Maka, mantan pemain yang sukses menjuarai piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2000 bersama timnas Prancis ini, aktif bersuara tentang rasisme dan nasib minoritas yang terabaikan.
Pada kerusuhan Prancis tahun 2005, Thuram terang-terangan menentang presiden Nicolas Sarkozy yang mengutuk para imigran. Sejak saat itu, ia menjadi wajah pembela para imigran yang dianggap warga kelas dua di Prancis. Sekarang, mantan pemain AC Parma, Juventus, dan Barcelona ini aktif sebagai duta besar UNICEF, sebuah organisasi non-profit di bawah PBB.
George Weah
Mungkin belum ada pemain atau mantan pemain sepak bola di seluruh dunia yang menyamai sepak terjang politik mantan bintang AC Milan dan Pemain Terbaik Dunia 1996 ini. Pada tahun 2005, rakyat Liberia menandatangani petisi yang menuntut George Weah untuk mencalonkan diri sebagai presiden negara tersebut. Sang legenda akhirnya setuju untuk memperjuangkan agenda politik berupa perumahan murah serta ketersediaan listrik, air bersih, dan pendidikan yang lebih baik untuk wilayah pedesaan Liberia.
Namun, Weah akhirnya kalah bersaing dari mantan pegawai Bank Dunia dan menteri keuangan Liberia, Ellen Johnson-Sirleaf. Tak menyerah, mantan pemain AC Milan ini kembali mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada tahun 2011 dan gagal.
Menurut para pengamat, Weah gagal meyakinkan para pemilih akibat latar belakang akademisnya yang lemah. Sejak kekalahannya pada tahun 2011, ia telah menyelesaikan sekolah menengah dan lulus dengan gelar Bachelor dan gelar Master dari DeVry University, Amerika Serikat. Dengan pencapaian pendidikan yang semakin mantap, saat ini Weah bersiap untuk kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Liberia tahun 2017
Jack Komboy
Indonesia juga memiliki mantan pemain yang sukses dengan kariernya di dunia politik. Pemain andalan Persipura ketika menjuarai Liga Indonesia 2005 ini telah aktif di Partai Hanura sejak tahun 2009. Sejak memutuskan untuk berkonsentrasi di politik, Jack lalu memutuskan untuk meninggalkan dunia sepak bola yang telah digelutinya selama belasan tahun. Pemain timnas Indonesia di Piala AFF 2004 ini lalu terpilih menjadi anggota DPRD Papua pada periode 2010-2015.
Saat ini Jack dikabarkan sedang meniti jalan untuk dicalonkan sebagai bupati salah satu kabupaten di Papua. Kesuksesan Jack baik di lapangan sepak bola maupun dunia politik menjadi inspirasi bagi pemain-pemain asal Papua lainnya untuk mengikuti langkahnya.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.