Kekurangan
Sebenarnya kekalahan di laga melawan Bhayangkara FC sudah menjadi gambaran umum soal apa yang menjadi kelemahan tim Bali United. Pertahanan tim yang digalang oleh bek asing asal Korea, Ahn Byung-keon, tidak terlalu baik dalam mengantisipasi bola atas. Selain itu, mereka juga lemah dengan serangan balik cepat.
Ini disebabkan sistem pertahanan Bali United yang lebih mengandalkan pengawalan perorangan atau man to man marking. Para pemain bertahan Serdadu Tridatu seperti Ahn, Agus Nova, Ricky Fajrin, atau Made Andhika memang sangat tangguh ketika berhadapan satu lawan satu dengan pemain lawan. Akan tetapi, ketika berhadapan dengan penyerangan yang terorganisir, mereka sering kewalahan.
Permasalahan di sistem pertahanan ini dipersulit dengan tidak adanya sosok kiper utama di tim Bali United. Mereka sebenarnya menggunakan sistem sepak bola Eropa dengan memiliki kiper dengan kualitas sama baiknya di posisi kiper utama maupun kiper cadangan. Akan tetapi tidak betul-betul terlihat jelas siapa yang menjadi kiper utama karena Kadek Wardhana dan Wawan Hendrawan dimainkan bergantian.
Juga soal konsistensi sebab yang menyulitkan Bali United adalah mereka tidak bermain stabil seperti yang dilakukan oleh Bhayangkara FC. Dalam beberapa kesempatan di musim ini, setelah berhasil menang di satu pertandingan, skuat asuhan Widodo C. Putro justru bermain imbang atau menelan kekalahan di pertandingan selanjutnya.
Misal pada pekan ke-14, Bali United berhasil menang besar dengan skor 5-0 atas Barito Putera. Tetapi di pertandingan selanjutnya, mereka justru ditahan imbang Sriwijaya FC dengan skor 2-2. Atau di pekan ke-22 setelah menang 6-1 atas Mitra Kukar, Irfan Bachdim dan kawan-kawan hanya bermain imbang tanpa gol melawan Borneo FC.