Ancelotti sudah beda
Betul, Ancelotti yang sekarang sudah berbeda dengan yang dulu ketika membawa Milan terbang tinggi di Serie A dan Eropa. Sejak angkat kaki dari San Siro, masa kepelatihan Ancelotti tak pernah melebihi dua musim di tiap klub yang dibesutnya.
Saat menukangi Chelsea, Paris Saint-Germain (PSG), dan Real Madrid, Ancelotti hanya dapat bertahan masing-masing dua musim di ketiga klub itu. Lalu ketika melatih Bayern München, ia hanya bertahan semusim lebih sedikit. Sesaat setelah memasuki musim keduanya, ia dipecat.
Tuntutan tinggi dari tiap klub yang dilatihnya kemungkinan besar memengaruhi pemecatannya. Baik Chelsea, PSG, Real Madrid, dan Bayern adalah klub dengan target tinggi tiap musimnya, dan presiden klub mereka tidak segan untuk mendepak siapapun yang gagal memenuhi ekspektasinya. Dana besar telah mereka keluarkan dan mau tidak mau sang pelatih harus mengubahnya menjadi trofi juara.
Situasi tersebut juga terjadi di Milan saat ini. I Rossoneri memang tidak mematok trofi apapun di akhir musim, dan hanya meminta agar Milan dapat lolos ke Liga Champions musim depan, bagaimanapun caranya. Apakah melalui peringkat di Serie A atau dengan menjuarai Liga Europa, mereka tidak mempermasalahkan. Namun, masalahnya di sini adalah kesabaran para petinggi klub.
Mengulang kalimat di halaman sebelumnya: membangun itu tidak mudah. Butuh kesabaran dan kepercayaan dari orang sekitar. Dalam delapan tahun terakhir, Ancelotti jarang mendapat keduanya di tiap klub yang dilatihnya. Jika ia memutuskan untuk kembali ke Milan, sama saja ia masuk ke lubang yang sama.
Yonghong Li selaku pemilik baru harus segera mengembalikan “dana pinjamannya” musim depan, dan salah satu caranya adalah mendapat pemasukan dari Liga Champions. Marco Fassone dan Andrea Mirabelli sebagai penanggung jawab tim tentu tak ingin terkena amarah sang pemilik, maka dari itu tekanan sebagai pelatih Milan akan sangat besar.
Carlo Ancelotti sangat rawan gagal apabila ia kembali ke Milan musim ini. Sebab, kejenuhan bisa membuat siapapun kehilangan inspirasi, tak terkecuali pelatih sekaliber Ancelotti.