Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tertinggal lebih dulu, berpesta kemudian. Sassuolo memang lebih dulu memimpin di Olimpico, tapi Lazio-lah yang tertawa di akhir laga dengan kemenangan telak, 6-1.
Kedua tim sama-sama menurunkan formasi tiga bek di pertandingan ini. Bedanya, Lazio memakai pola 3-5-1-1 dengan Luis Alberto berdiri di belakang Ciro Immobile, sedangkan Sassuolo mengandalkan skema 3-1-4-2 yang menduetkan Domenico Berardi dan Alessandro Matri di depan. Dengan strategi ini, Sassuolo menguasai babak pertama.
Sepakan titik putih dari Domenico Berardi menjadi satu-satunya gol yang terjadi di Olimpico selama 45 menit pertama. Sassuolo pun menatap babak kedua dengan optimisme tinggi, dan berharap tren negatif mereka dapat berakhir di ibu kota Italia. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya.
Keletihan yang menerpa penggawa Lazio setelah berjibaku di Liga Europa tengah pekan kemarin sama sekali tidak terlihat di babak kedua. Bahkan, tuan rumah sangat menikmati jalannya pertandingan, dengan mencetak lima gol hanya dalam tempo 23 menit, dari menit ke-46 hingga menit ke-69.
Lampu sorot layak diarahkan ke Luis Alberto malam itu. Selain gol penyama kedudukan yang dicetaknya dan menjadi titik balik perjuangan Lazio, pemain berusia 25 tahun asal Spanyol ini juga membuat satu gol lagi 11 menit berselang, setelah sebelumnya memberi asis pada Stefan de Vrij untuk membalikkan kedudukan.
Berkat aksinya ini, beberapa media sepak bola menyematkan predikat man of the match pada Luis Alberto, sekaligus menjadi solusi dari hengkangnya Keita Baldé Diao ke AS Monaco awal musim ini. Torehan ini jelas merupakan peningkatan pesat dalam karier Luis Alberto, karena musim lalu ia hanya bermain sembilan kali dengan sumbangan satu gol dan dua asis.
Selain Luis Alberto, nama lain yang bersinar dalam pesta setengah lusin gol ini adalah Marco Parolo. Gelandang yang sudah tiga musim menjadi andalan Lazio ini mencetak dua gol hanya dalam lima menit, yang menjadi gol keempat dan kelima I Biancocelesti.
Tak lengkap rasanya jika tak mengundang raja saat pesta, dan Ciro Immobile pun ikut memeriahkan kemenangan besar ini dengan eksekusi penaltinya yang keras menghujam gawang Andrea Consigli. Ini merupakan gol ke-13 Immobile dalam 10 pertandingan terakhir Lazio di berbagai ajang. Kabar baik bagi timnas Italia apabila performa Immobile dapat stabil hingga akhir musim.
Dengan hasil ini, Lazio kokoh di posisi empat klasemen sementara dengan produktivitas 19 gol dan kemasukan sembilan gol. Jika dirunut ke belakang, meledaknya jumlah gol Lazio dimulai saat menggilas AC Milan dengan skor 4-1, dan dilanjutkan dengan selalu mencetak minimal tiga gol di Serie A.
Pekan berikutnya, tugas berat menanti Lazio. Pasalnya, Juventus yang terkenal dengan lini belakang tangguhnya akan menjamu mereka di Allianz Stadium, Sabtu (14/10). Menarik untuk dinanti bagaimana amunisi yang akan diracik Simone Inzaghi untuk meruntuhkan benteng kokoh I Bianconeri.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.