Dunia Amerika Latin

Julio Baptista, Monster yang Gagal Memenuhi Potensinya

Masih ingat Julio Baptista?

Pemain bertubuh kekar yang lama memperkuat tim nasional Brasil ini sempat dikabarkan akan menyusul Michael Essien datang ke Indonesia sebagai marquee player. Namun, pada kenyataannya sampai sekarang ia belum memiliki klub sejak Januari 2017.

Pemain yang berulang tahun ke-36 pada 1 Oktober 2017 ini memiliki pengalaman segudang  di klub-klub besar antara lain Real Madrid, Arsenal, dan AS Roma. Baptista mulai angkat nama di Sevilla lewat jasa direktur teknik kesohor, Ramon Rodriguez Verdejo alias ‘Monchi’. Sevilla mengangkut Baptista langsung dari Sao Paulo, klub yang mendidiknya semasa di Brasil.

Pemain yang dijuluki ‘The Beast’ (Sang Monster) ini menghabiskan dua musim yang menyenangkan di Ramon Sanhez Pizjuan, kandang Sevilla. Selama musim 2003/2004 dan 2004/2005, Baptista yang pada awalnya berposisi sebagai gelandang menyerang, berkembang menjadi penyerang yang disegani lawan.

Ia mencetak 38 gol dari total 63 penampilan, angka yang membuatnya menjadi incaran Real Madrid dan Arsenal. Klub pertama akhirnya memenangi persaingan pada tahun 2005 dengan angka yang terbilang cukup spektakuler di masa itu, yaitu 25 juta euro.

Baptista pun berpisah dengan Sevilla untuk mencicipi pengalaman bermain dengan para Galacticos. Ia menandatangani kontrak lima tahun dan bergabung dengan bintang-bintang baru Real Madrid, antara lain Robinho dari Santos FC, dan rekannya di Sevilla, Sergio Ramos.

Sayangnya, selama di Real Madrid, Baptista sering dimainkan sebagai sayap kiri untuk memberi ruang bagi para gelandang menyerang seperti Zinedine Zidane dan Guti Hernandez. Ini membatasinya dalam menemukan ketajaman yang membuatnya diincar berbagai klub top Eropa. Dia hanya mencetak delapan gol liga sepanjang La Liga 2005/2006. Musim itu juga berakhir mengecewakan karena Real Madrid tak memenangi trofi apa pun.

Akhirnya, Baptista pun memutuskan untuk menerima tawaran peminjaman dari Arsenal pada musim panas 2006. Masa tinggalnya di Spanyol membuatnya memiliki paspor Spanyol selain Brasil, sehingga masalah izin kerja di daratan Inggris tak lagi menjadi masalah baginya. Namun, lagi-lagi ia gagal menunjukkan performa menawan seperti ketika membela Sevilla. Pemain asal Sao Paulo ini hanya berhasil mencetak tiga gol dalam 24 pertandingan liga di bawah asuhan Arsene Wenger.

Pada musim selanjutnya, pemain bertinggi badan 185 sentimeter ini pun memutuskan untuk kembali ke Real Madrid, hanya untuk menjadi pemain pelengkap skuat Fabio Capello yang keluar sebagai juara La Liga 2007/2008. Sadar masa depannya mulai goyah di Spanyol, ia pun memutuskan untuk menerima tawaran AS Roma. Namun, performanya di klub Italia itu juga tak menjanjikan, dengan hanya 12 gol dari 57 pertandingan.

Prospek kebangkitan mulai menghampirinya ketika Malaga menawarinya kembali ke Liga Spanyol. Di klub Andalusia tersebut, Baptista sempat menemukan kembali ketajamannya. Sayang, cedera parah melandanya pada bulan Maret 2012. Performanya kemudian tak pernah sama lagi sampai akhir kontraknya di musim panas 2013.

Selama empat tahun terakhir, pemain yang menjuarai dua Copa America (2004 dan 2007) bersama Brasil ini, bermain untuk Cruzeiro di Liga Brasil dan Orlando City SC, klub Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat. Namun, sejak Januari 2017, ia tak memiliki klub setelah kontraknya tak diperpanjang oleh Orlando City.

Kabar terakhir yang dilansir oleh The Sun menyebutkan bahwa Bolton Wanderers tertarik untuk menggunakan jasa pria berusia 36 tahun ini. Salah satu klub Liga Super India, Kerala Blasters, juga sedang mengincarnya.

Selamat ulang tahun, The Beast! Bila sudah buntu, Indonesia selalu menjadi destinasi karier yang asyik!

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.