Eropa Prancis

Hatem Ben Arfa dan Tuntutan Hukum terhadap Paris Saint-Germain

Paris Saint-Germain (PSG) mencapai klimaks sorotan media pada beberapa bulan terakhir berkat trio penyerang mereka, Kylian Mbappe, Neymar dan Edinson Cavani. Berbagai berita, mulai dari pembelian mahal Mbappe dan Neymar, hingga konflik kecil di antara mereka, menjadi santapan lezat penggila sepak bola. Namun, ternyata ada pihak yang menderita di balik semua sorotan trio tersebut.

Hatem Ben Arfa adalah korban di balik semua sorotan yang mengarah kepada trio MNC (Mbappe – Neymar – Cavani). Pemain berusia 30 tahun ini sama sekali belum pernah tampil untuk Les Parisiens selama musim 2017/2018. Ini melanjutkan pengalaman buruknya pada musim 2016/2017 yang minim jam terbang bersama PSG. Padahal, sang pemain telah berusaha keras mengembalikan performanya bersama Nice pada musim 2015/2016 lalu.

Berdasarkan info yang beredar di Prancis, Ben Arfa malah dikabarkan telah menghubungi pengacara untuk menuntut pihak PSG. Pengacara tersebut akan melanjutkan proses ke komite hukum dengan alasan pihak klub telah melanggar kesepakatan dengan meminta Ben Arfa berlatih bersama tim cadangan.

Kepada media L’Equipe, perwakilan hukum Ben Arfa, Jean-Jacques Bertrand, menegaskan bahwa PSG telah berlaku tidak adil kepada kliennya. “Kami menuntut agar klub menghormati kewajiban mereka. Terlihat jelas kondisi kerja Hatem (Ben Arfa) di sini sangat tidak sehat.”

Menurut Bertrand, perlakuan tak adil itu dialami Ben Arfa ketika ia memperoleh informasi via telepon dari pihak PSG.  Melalui telepon, sang pemain diperintahkan untuk berlatih dengan tim cadangan hingga batas waktu tak ditentukan. Perintah tersebut diperoleh mantan pemain Newcastle United ini setelah namanya tak dimasukkan dari tim utama selama persiapan Liga Champions Eropa menghadapi Bayern München.

Bertrand meyakini dasar hukum dalam kasus Ben Arfa ini sudah benar. Penurunan status pemain ke tim junior adalah suatu yang tidak dibenarkan untuk dilakukan oleh suatu klub kepada pemain yang dilindungi kontrak bersama tim senior.

PSG pernah terlibat dalam perselisihan serupa pada beberapa tahun silam. Pada saat itu, mereka juga memerintahkan Peguy Luyindula untuk melanjutkan latihan dengan tim junior. Namun, setelah mantan penyerang Lyon dan Marseille tersebut berhasil mengajukan banding atas keputusan klub, ia akhirnya kembali diizinkan untuk berlatih di tim utama.

Bagi Ben Arfa sendiri, situasi ini tentunya merugikan dirinya yang sedang berusaha kembali ke tim nasional Prancis untuk Piala Dunia 2018. Sebenarnya pada musim panas 2017 lalu, ia memperoleh tawaran untuk pindah ke Fenerbahce. Namun dirinya menolak untuk pindah.

Dengan situasi yang sudah keruh seperti ini, bisa dipastikan keputusan tersebut sangat disesali oleh pemain keturunan Tunisia ini. Seiring penampilan gemilang trio MNC, kesempatan Ben Arfa menembus skuat utama sudah hampir tertutup.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.