Ada kegembiraan yang menyeruak di dada para pemain, pelatih dan manajemen ketika tahu bahwa klub yang mereka bela berhasil lolos ke sebuah fase penting dari kompetisi yang diikuti. Setali tiga uang, perasaan serupa juga pasti dirasakan oleh para suporter setia dari tim tersebut.
Khusus di ajang Liga 2 musim ini, baik pemain, pelatih, manajemen hingga suporter setia Persita Tangerang sudah barang tentu merasakan hal tersebut. Pasalnya, tim berjuluk Pendekar Cisadane ini sanggup keluar sebagai juara Grup 2 di babak penyisihan serta berhak menggenggam satu tiket ke babak 16 besar.
Lolos ke babak 16 besar tentu semakin mendekatkan Persita dengan kans promosi ke ajang Go-Jek Traveloka Liga 1, kasta teratas dalam sepak bola nasional. Terlebih, mereka juga punya modal yang cukup untuk bersaing karena memiliki Bambang Nurdiansyah di posisi pelatih serta para pemain berkualitas semisal Aldi Alcahya, Egi Melgiansyah, Ledi Utomo, dan Rahmat Affandi di dalam skuat.
Berada di babak 16 besar dan tergabung di Grup B bareng Persibat Batang, PSIS Semarang, dan PSMS Medan, jelas bukan perkara enteng. Ketiga tim itu memiliki ambisi yang sama besarnya dengan Persita sehingga pertarungan sengit di antara mereka bakal terjadi. Takkan ada lagi ‘kemudahan’ seperti yang Pendekar Cisadane dapatkan di babak penyisihan grup lalu.
Benar saja, usai menjalani tiga pertandingan, Persita terlihat sangat kesulitan untuk bersaing. Kekalahan dari Persibat (21/9) di laga perdana dengan skor tipis 1-2, menjadi batu sandungan pertama anak asuh Bambang Nurdiansyah. Padahal ketika itu, mereka memainkan laga dengan status tuan rumah (walau realitanya Persita harus menjadi musafir dengan menggunakan Stadion Singaperbangsa di Karawang lantaran stadion baru mereka belum selesai dibangun).
Kekalahan itu sendiri melecut semangat Egi dan kolega tatkala bermain tandang ke Stadion Teladan, markas dari PSMS (25/9). Secara tak terduga, mereka pun sanggup menahan imbang tim tuan rumah dengan skor kacamata. Catatan tersebut menghadirkan sedikit asa bagi Persita.
Berbekal satu poin di Medan, Persita pun menyimpan semangat berlipat ganda tatkala menjamu PSIS di laga ketiga kemarin sore (29/9) di Stadion Singaperbangsa. Tak ada hal lain yang diincar kalau bukan angka penuh.
Sayang, permainan buruk yang disuguhkan Persita di laga itu mendapat hukuman setimpal nan berat dari PSIS. Tak tanggung-tanggung, gawang Reky Rahayu dijebol sebanyak tiga kali oleh tim Mahesa Jenar. Ironisnya, upaya-upaya yang ditunjukkan anak asuh Bambang Nurdiansyah untuk menciptakan gol selalu nirhasil. Alhasil, Persita pun keok dengan skor 0-3 di hadapan pendukungnya yang memadati Stadion Singaperbangsa.
Kekalahan kedua dari tiga laga ini menjepit posisi Persita di posisi buncit klasemen sementara Grup B dengan koleksi satu poin. Mereka pun semakin jauh dengan peluang lolos ke babak 8 besar.
Jika tak ingin kehilangan kans untuk promosi, hanya ada satu opsi yang tersedia bagi Persita yaitu bangkit dan menyapu bersih tiga pertandingan tersisa. Sebuah misi yang terbilang cukup mustahil tapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Kondisi itu pun mesti dibarengi dengan sedikit keberuntungan karena lolos tidaknya Persita akan ditentukan oleh pencapaian dari para rival di Grup B.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional