Eropa Europa League

Tren Buruk Ronald Koeman dan Everton yang Berlanjut di Liga Europa

Lagi dan lagi, pil pahit harus diterima Everton pada laga kedua Grup E Liga Europa saat harus rela ditahan imbang oleh klub asal Siprus, Apollon Limassol. Sekilas memang hasil imbang tidak terlalu buruk ketimbang harus menelan kekalahan.

Akan tetapi, satu poin ini menjadi terasa menyakitkan karena kemenangan Wayne Rooney dan kawan-kawan yang sudah di depan mata harus sirna karena kelengahan di menit-menit akhir pertandingan. Skor imbang 2-2 menjadi hasil minor kesekian kalinya yang harus diterima pasukan Ronald Koeman di awal musim ini.

Meski tampil di hadapan publik Goodison Park, Everton tidak bermain cukup lepas di babak pertama. Bahkan gawang Jordan Pickford harus kebobolan terlebih dahulu saat laga baru berlangsung 12 menit. Gol penyeimbang yang dicetak Wayne Rooney pun, terjadi akibat miskomunikasi bek dan kiper Apollon dalam melakukan backpass yang membuat Rooney dengan mudah menceploskan bola ke gawang klub Siprus tersebut.

Sadar akan kurangnya agresivitas tim di paruh pertama, Koeman mencoba mengubah strategi dengan memasukkan Nikola Vlasic, Davy Klaassen, dan penyerang muda, Dominic Calvert-Lewin. Hasilnya pun langsung terasa ketika Vlasic sukses membawa The Toffees unggul 2-1 di pertengahan babak kedua.

Seakan tak puas, klub kota pelabuhan tersebut terus menggempur pertahanan Apollon. Setidaknya 12 tendangan berhasil mereka lesakkan pada 45 menit babak kedua.  Everton bahkan unggul jumlah pemain setelah pemain Apollon, Valentin Roberge, menerima kartu merah di lima menit terakhir laga.

Namun entah bagaimana, tim tamu yang sudah tertinggal dan kalah jumlah pemain, justru mampu menyamakan kedudukan saat pertandingan tersisa kurang dari dua menit. Memanfaatkan kelengahan pertahanan Everton di pengujung laga, Hector Yuste menjadi mimpi buruk bagi publik Goodison setelah tandukannya membuat tim tuan rumah harus rela hanya meraih satu angka.

Hasil mengecewakan ini bukan yang pertama kali dialami skuat Ronald Koeman pada musim ini.  Tercatat dari total 8 pertandingan (6 di Liga Primer Inggris, 2 di Liga Europa) yang telah dijalani Everton, mereka hanya mampu meraih 2 kemenangan dan 2 hasil imbang, sementara 4 sisanya berujung kekalahan. Parahnya, 4 kekalahan tersebut diderita Everton dalam 4 pertandingan beruntun, yang secara tidak langsung meruntuhkan mental para pemain.

Baca juga: Ronald Koeman Menyerah Kejar Empat Besar EPL?

Torehan ini tentu jauh dari harapan klub dan manajemen The Toffees. Menjadi salah satu tim Liga Primer yang paling aktif di bursa transfer musim panas lalu, Everton tentu diharapkan akan mampu tampil lebih ganas. Apalagi nama-nama yang direkrut The Toffees musim ini terbilang cukup mewah.

Playmaker andalan Swansea City, Gylfi Sigurdsson, bek potensial Burnley, Michael Keane, gelandang berbakat Ajax, Davy Klaassen, hingga legenda Manchester United, Wayne Rooney, menjadi deretan nama tenar yang didatangkan dengan harga selangit demi mengangkat performa Everton.

Namun realita tak selalu sesuai dengan harapan. Dengan berbagai hasil kurang memuaskan yang diraih Everton sejauh ini, Wayne Rooney dan kawan-kawan harus terseok-seok di posisi 14 klasemen Liga Inggris. Sementara hasil seri pada laga kontra Apollon malam tadi membenamkan Everton di dasar klasemen Grup E Liga Europa musim ini dengan baru mengoleksi satu poin.

Author: Alfiza Satrio (@Alfizasatrio)
Penggemar si biru dari London Barat