Eropa Italia

Andriy Shevchenko dan Kisah Tiga Penalti

Milan melawan Liverpool (Final Liga Champions, Mei 2005)

Sayangnya, penulis harus mengakhiri kisah tiga penalti berkesan dari seorang Andriy Shevchenko dengan cerita sedih ini. Tragedi Istanbul, begitu yang diingat oleh Milanisti. Tidak perlu banyak bercerita tentang jalannya pertandingan, namun bagi Sheva, pertandingan ini rasanya seperti mimpi buruk saja.

Pada babak perpanjangan waktu, Sheva membuang peluang emas ketika ia berada di mulut gawang. Tendangannya melambung tinggi di atas mistar gawang Jerzy Dudek. Lalu kemudian pada drama adu penalti ketika mental para penggawa Milan sudah berada di titik nadir akibat membuang keunggulan tiga gol pada babak pertama. Tendangan-tendangan mereka pun seperti mudah dipatahkan Dudek.

Yang paling ironis tentu saja tendangan terakhir yang diambil Sheva. Meski Dudek terlanjur bergerak ke sisi kanan badannya, namun kurang bertenaganya tendangan yang dilepaskan Sheva membuat kaki Dudek mampu menepisnya. Sheva pun menjadi penentu kegagalan setelah dua tahun sebelumnya menjadi penentu keberhasilan.

Bagaimanapun juga, tidak ada yang perlu disesali secara berlebihan oleh Sheva. Sepanjang kariernya yang cemerlang, ia sudah memenangi begitu banyak trofi, termasuk penghargaan bergengsi individual berupa Ballon d’Or yang dimenanginya pada tahun 2004. Hari ini, pria kelahiran Dvirkivschyna yang kini menjabat sebagai manajer tim nasional Ukraina ini berulang tahun ke-41.

“Selamat ulang tahun, Sheva!”, demikian persembahan sederhana dari seorang penggemar jarak jauh yang menjadikanmu idola dan inspirasi pada masa sekolah dan kuliah.

Author: Aditya Nugroho (@aditchenko)