Musim 2017/2018 ini adalah musim pertama AS Roma tampil tanpa Francesco Totti dalam 25 tahun terakhir. Pada hari ulang tahun pemain legendaris mereka itu, I Giallorossi seharusnya menampilkan permainan memikat sebagai bentuk penghormatan. Namun, anak-anak asuh Eusebio di Francesco malah dibuat kewalahan oleh tim gurem, Qarabag.
Perpisahan Totti pada akhir musim lalu memang membawa kesedihan bagi segenap Romanisti di seluruh dunia. Pemain karismatik pemenang Piala Dunia 2006 ini adalah panutan para pemain dan pencinta AS Roma selama hampir tiga dekade. Mengarungi musim baru tanpa keberadaan sang fantasista adalah kenyataan baru yang harus mereka hadapi.
Untungnya, Totti meninggalkan skuat Giallorossi dalam keadaan cukup baik. AS Roma finis sebagai runner-up Serie A 2016/2017 dan berhak berlaga di Liga Champions Eropa. Mereka tergabung di grup neraka bersama dua tim kuat lainnya, jawara Inggris, Chelsea, dan wakil Spanyol, Atletico Madrid.
Laga pertama menjamu Atletico tak mampu dimenangkan Edin Dzeko dan kawan-kawan. Bermain di stadion sendiri, Stadion Olimipico, mereka tak mampu memaksimalkan dukungan suporter dan harus puas dengan hasil imbang 0-0. Beruntung, agenda kedua mereka terbilang ringan, yaitu melawat ke markas tim debutan, Qarabag FK.
Ini adalah pertama kalinya juara Liga Azerbaijan ini berlaga di putaran final Liga Champions Eropa. Klub ini secara mengejutkan menyingkirkan klub langganan Liga Champions asal Denmark, FC Copenhagen. Namun, di atas kertas, kekuatan Qarabag berada jauh di bawah Edin Dzeko dan kawan-kawan. Kekalahan telak dengan skor 0-6 atas Chelsea di pertandingan pertama adalah buktinya.
AS Roma juga tak menghadapi kesulitan meladeni Qarabag pada lima belas menit pertama. Jalannya pertandingan yang dilangsungkan tepat ketika Totti merayakan ulang tahunnya yang ke-41 ini memang dikuasai klub ibu kota Italia tersebut. Gol yang dicetak melalui sundulan Konstantinos Manolas pada menit ke-7 dan Dzeko pada menit ke-15, membuat berbagai kalangan memprediksi hujan gol akan kembali terjadi ke gawang Qarabag.
Namun, kejutan terjadi pada menit ke-28. Kelengahan barisan pertahanan Giallorossi berhasil dimanfaatkan pemain depan Qarabag asal Brasil, Pedro Henrique. Sontekannya ke gawang lawan tak mampu dibendung kiper AS Roma, Alisson Becker.
Seusai mencetak gol, Henrique melakukan selebrasi dengan berlari ke arah tribun penonton, layaknya sudah menjuarai Liga Champions. Bisa dimaklumi, gol tersebut menjadi sejarah sendiri sebagai gol pertama sepanjang sejarah keikutsertaan Qarabag di Liga Champions.
Skor bertahan hingga peluit akhir dibunyikan wasit. AS Roma memang membungkus tiga poin dari Azerbaijan, tapi mereka memperolehnya lewat kemenangan sangat tipis. Hadiah ulang tahun bagi Totti akhirnya menjadi kurang terasa mantap.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.