(-)
Özil, sebagaimana manusia pada umumnya, juga memiliki kekurangan. Bek legendaris Arsenal, Martin Keown, pernah menyebut bahwa Özil tidak “banyak berusaha” dalam suatu pertandingan. Di hari lain, ada menyebutnya malas melakukan aktivitas pertahanan. Tetapi sebenarnya bukan aspek-aspek tersebut yang menjadi nilai minus seorang Mesut Özil.
Dalam perkenalannya sebagai pemain baru Arsenal, manajer tim, Arsene Wenger mengungkapkan bahwa Özil seperti seniman atau tepatnya musisi. Wenger berpendapat bahwa ketika Özil sedang melepaskan umpan, serupa dengan seorang musisi ketika memainkan nada yang tepat untuk sebuah lagu.
Persamaan antara Özil dan seniman ini yang kemudian boleh jadi tidak cocok untuk iklim di Manchester United. Sama seperti halnya kebanyakan seniman, ia bisa produktif ketika suasana hatinyanya sedang benar-benar bagus. Suasana hati dan psikis Özil sangat dipengaruhi oleh bagaimana tim bermain secara keseluruhan.
Ibaratnya, Özil adalah seorang vokalis yang tidak akan bernyanyi dengan baik seandainya rekan satu band-nya tidak memainkan alat musik mereka dengan benar. Permasalahan ini kemudian berpengaruh terhadap konsistensi pemainan dari Mesut Özil.
Soal psikologis ini yang akan membuat Özil boleh jadi tidak cocok berada di United. Seperti yang diketahui, iklim dan kultur buruh mengakar kuat di United yang bermarkas di Manchester, yang notabene merupakan kota industri. Hal ini membuat klub dan para penggemar mereka lebih menyenangi pemain “pekerja keras” ketimbang tipe “seniman” seperti Özil.
Ini menjadi juga menjadi penyebab mengapa pemain-pemain seperti Juan Sebastian Veron, Shinji Kagawa, dan Angel Di Maria kariernya tidak bertahan lama di Manchester. Sementara pemain yang sepertinya hanya mengandalkan kekuatan dan tenaga seperti Marouanne Fellaini bisa terus bertahan di sana.
Terlebih, komposisi lini kedua United saat ini juga membuat situasi agak sulit untuk Özil. Kedatangan Özil yang berposisi sebagai gelandang serang tentu bisa saja menimbulkan konflik dengan gelandang serang United saat ini, Henrikh Mkhitaryan. Kedatangan Özil bisa jadi membuat Miki kembali dimainkan di posisi sayap kanan.
Sekilas, kedatangan Özil akan membuat permasalahan serangan United di sektor penyerangan bagian kanan bisa terselesaikan. Tetapi mesti diketahui bahwa Miki tidak begitu suka apabila ditempatkan di posisi tersebut.
Özil bisa saja ditempatkan di sayap kiri sebagai wide playmaker. Tetapi fenomena yang terjadi kepada Kagawa tentu mesti jadi pembelajaran bagi Jose. Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana bakat seorang Shinji Kagawa tersia-siakan karena dimainkan di posisi sayap kiri di United hingga akhirnya kembali ke Borussia Dortmund. Ada indikasi kejadian serupa terulang seandainya Özil dimainkan di posisi yang sama dengan Kagawa.
Terlebih di sektor tersebut sudah sesak dengan persaingan antara Marcus Rashford dan Anthony Martial. Belum lagi Jesse Lingard yang memang bisa dimainkan di sisi sayap baik kanan ataupun kiri.
Jadi, apakah United mesti mendaratkan Mesut Özil?
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia