Eropa Inggris

Mental Berlian Philippe Coutinho

Namanya tak lagi harum ketika jendela transfer musim panas ditutup pada akhir Agustus yang lalu. Nama Philippe Coutinho seperti menjadi nama yang terkutuk, dan tak lagi mendapat cinta di antara pendukung Liverpool. Ia dirisak begitu buruk, dan dianggap sudah tak layak lagi menginjakkan kaki di rumput Anflied yang suci itu.

Namun Coutinho justru menjawab cacian dengan cara yang paling elegan, yaitu memberi bukti nyata di atas lapangan. Pemain asal Brasil tersebut tidak mendapatkan tempat di awal musim ini. Performa Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamded Salah di depan membuat Jürgen Klopp punya alasan untuk menjauhkan Coutinho dari tim utama.

Namun, ketika Mane harus menepi karena saksi kartu merah, Klopp tak punya solusi lain selain memberi kesempatan kedua kepada Coutinho. Pemain yang pernah sangat diminati Barcelona tersebut tak membuang kesempatan ini. Dari dua laga terakhir yang dijalani Liverpool, ketika mengalahkan Leicester City dan menahan imbang Spartak Moskow, kontribusi Coutinho sangat masif.

Dijamu Leicester, Liverpool membalas dendam kekalahan di ajang Carabao Cup. Bermain di sisi kiri, posisi favoritnya, Coutinho membuat satu asis dan satu gol indah. Asisnya berasal dari pergerakan di sisi kiri. Melihat Salah berlari di tiang jauh, Coutinho melepaskan umpan diagonal yang tak bisa dijangkau bek Leicester. Umpan diagonal tersebut seperti hanya boleh digapai oleh Salah.

Gol indah yang dicetak Coutinho adalah sebuah kekhasan, sebuah eksekusi tendangan bebas yang menukik tajam. Selain teknik, dibutuhkan kematangan dan ketenangan diri untuk melepaskan tembakan seindah itu. Meski dengan suasana hati yang (mungkin) masih gamang, Coutinho bisa menjaga akurasi tendangan bebasnya.

Kontribusi yang nyata juga disumbangkan Coutinho di rumah Spartak Moskow. Bahkan, bisa dibilang, gol Coutinho ini punya bobot yang lebih berat ketimbang gol indahnya di kandang Leicester. Saat itu, Liverpool sudah tertinggal terlebih dahulu dari Spartak setelah Fernando mencetak gol dari tendangan bebas.

Di tengah suasana Otkrytiye Arena, kandang Spartak yang intimidatif, Coutinho bisa begitu tenang ketika menguasai bola. Mendapat ruang yang cukup di sisi kiri, Coutinho tak lantas melepaskan tembakan diagonal. Ia melihat Sadio Mane yang berdiri bebas di tepi kotak penalti. Menggunakan Mane, Coutinho bermain umpan pantul untuk masuk ke kotak penalti.

Berhasil menerobos, Coutinho menempatkan bola dengan jeli, tepat di atas badan kiper yang menjatuhkan diri yang mencoba menepis bola. Di tengah tekanan, Coutinho justru semakin menakutkan. Ia tak gentar, menghadapi risakan dari pendukung Liverpool dan intimidasi rumah Spartak Moskow.

Mentalnya seperti berlian, yang semakin memesona ketika mendapat tekanan bertubi dari bumi. Mentalnya sekeras berlian, tak kehilangan ketenangan di tengah hujan cacian. Ke depan, Liverpool akan sangat membutuhkan mental baja Coutinho. Untuk berbicara banyak di Liga Champions, dan memuaskan puasa panjang gelar Liga Primer Inggris.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen