Kemenangan mengejutkan Real Betis atas tuan rumah Real Madrid pada jornada kelima La Liga menyisakan beberapa cerita menarik. Yang paling menyita perhatian adalah bagaimana pelatih baru Real Betis, Enrique Setien, merevolusi mental Los Verdiblancos. Klub kedua kota Sevilla ini sudah sering menjadi pecundang dalam beberapa musim terakhir. Dengan bantuan Joaquin Sanchez, Setien secara perlahan mengubah Betis menjadi pemenang.
Sebelum menangani Betis, Setien menangani Las Palmas pada musim 2016/2017 lalu. Klub asal kepulauan Balearis ini sempat menjadi salah satu klub paling atraktif pada saat itu. Kini, Setien menularkan gaya tersebut kepada Betis. Seperti yang terlihat pada pertandingan melawan Real Madrid, Antonio Adan dan kawan-kawan sama sekali tak ragu keluar menyerang sambil tetap mempertahankan rapatnya garis pertahanan mereka.
Gol yang tercipta melalui kepala Toni Sanabria pun merupakan buah dari keberhasilan serangan balik para Beticos. Mereka sukses memanfaatkan kelengahan para pemain Real Madrid yang terlalu sibuk menyerang di menit-menit akhir pertandingan. Betis pun sukses membungkus tiga poin meski menderita 27 kali tembakan ke arah gawang mereka.
Sebuah video beredar menunjukkan pidato Setien yang menyemangati anak buahnya di ruang ganti sebelum pertandingan dimulai. Di video tersebut, sang pelatih ternyata tidak menginstruksikan sesuatu yang muluk-muluk. Bahkan tidak ada ucapan berharap supaya Adan dan kawan-kawan memenangkan pertandingan.
“Kalian hanya perlu bertahan hidup sampai peluit panjang dibunyikan, itulah kuncinya! Jika kalian menguasai bola, tenangkan diri kalian sebelum mengambil keputusan!”
Ucapan itu cukup manjur terhadap performa Betis di lapangan. Terlihat jelas permainan atraktif dari kaki ke kaki yang sempat dikembangkan Setien di Las Palmas tahun lalu. Aliran serangan dimulai dengan rapi oleh playmaker mereka, Javi Garcia. Mantan gelandang Manchester City ini bermain gemilang, mengalahkan performa Toni Kroos dan Luka Modric di lini tengah Real Madrid.
Kemenangan Betis juga cukup mengejutkan karena Setien malah menyimpan tiga pemain andalannya, yaitu gelandang Meksiko, Andres Guardado, penyerang Sergio Leon, dan pemain sayap senior, Joaquin Sanchez. Guardado dan Joaquin baru diturunkan di babak kedua untuk menambah daya gedor.
Khusus Joaquin, pemain senior berusia 36 tahun ini malah memperoleh tepuk tangan meriah dari seluruh penonton di Santiago Bernabeu. Wajar, karena pemain ini telah berkontribusi banyak kepada tim nasional Spanyol. Pemain asli Andalusia ini sedang menikmati tahun-tahun terbaik dalam kariernya di Betis, meski sudah memperkuat klub-klub yang notabene memiliki reputasi lebih terkenal, antara lain Valencia dan Fiorentina,
Setien sendiri memasukkan Joaquin di menit ke-80 untuk melecut semangat para pemainnya. Ia berharap magis sang pemain yang memborong dua gol atas Deportivo La Coruna tiga hari sebelumnya bisa terulang. Sampai sekarang, Joaquin yang merupakan produk asli akademi Betis ini memang masih menjadi panutan yang disegani.
Selain di atas lapangan hijau, Joaquin juga menjadi pemimpin berwibawa di ruang ganti. Sebelum pertandingan, Joaquin sempat membuat pernyataan, “Kami sama sekali tidak takut datang ke Bernabeu. Dengan segala hormat kepada Real Madrid, kami tidak takut kepada siapa pun.”
Ucapan pemain senior ini sempat ditertawakan publik Madrid, mengingat Los Verdiblancos dibantai Real Madrid dengan skor 1-6 di musim lalu. Namun, Real Betis di musim ini memang sudah lebih segar dari tim pesakitan musim lalu.
Tunggu kejutan-kejutan Real Betis selanjutnya!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.