Kolom

Kolom Ekslusif Jay Bothroyd untuk Football Tribe Indonesia Bagian 2: Liga Inggris dan Kiprah Mereka di Eropa

Liga Primer Inggris sudah memasuki laga kelima, dan sejauh ini perebutan gelar masih berkutat antara duo Manchester serta Chelsea. Menurut pendapat saya, ketiga tim ini memiliki skuad terbaik di kompetisi musim ini.

Kedua tim Manchester sudah mengatasi masa-masa transisi di bawah manajer baru. Para pemain menyesuaikan diri ke gaya permainan yang baru dan tentu para manajer papan atas ini ingin membawa para pemain mereka ke level lebih baik. Mereka memainkan dua atau tiga pemain baru yang direkrut di bursa transfer lalu, dan para pendatang baru sudah menunjukkan kualitasnya. Saya pikir kedua tim ini akan mengalami masa-masa yang keemasan musim ini.

Kerja sama Gabriel Jesus dan Sergio Aguero, yang jarang terlihat tahun lalu, membuat City menjadi tim yang patut diwaspadai. Kevin De Bruyne kembali ke lapangan tengah di mana dia bisa memengaruhi permainan dan mendapat bola lebih sering. Pemain Belgia ini memang dikenal sebagai pengumpan jitu yang dirindukan para penyerang.

Lini belakang City semain kuat dengan kehadiran rekrutan baru seperti Benjamin Mendy dan Kyle Walker, yang bisa bermain seperti pemain sayap. Pep Guardiola menerapkan kembali gaya Barcelona, mengoper bola dan mencetak gol.

Menyeberang ke klub tetangga di Old Trafford, penampilan Romelu Lukaku memang mengilap sejauh ini. Tetapi masih menjadi pertanyaan apakah pemain Belgia ini bisa mengisi kekosongan posisi Zlatan Ibrahimovic. Memang sulit membandingkan keduanya: Lukaku mempunyai bakat alam seperti kecepatan dan stamina, tetapi Ibrahimovic mempunyai teknik dan tingkat kecerdasan yang lebih baik. Secara teknis, saya lebih memilih Zlatan ketimbang Lukaku, yang mencetak gol tetapi juga kerap menyia-nyiakan peluang.

Pahlawan tak terduga United musim ini bisa jadi Nemanja Matic, yang membuat tim menjadi lebih tangguh dan seimbang. Kemampuannya bertahan dan mengalirkan bola membuat Paul Pogba, Juan Mata, dan Henrinkh Mkhitaryan lebih bebas maju ke depan, dan inilah nilai lebih para penyerang United.

Kepergian Matic tidak terlalu berpengaruh bagi Chelsea, karena Si Biru masih punya sederet gelandang berkualitas seperti N’Golo Kante, Tiemoue Bakayoko, dan Cesc Fabregas. Secara pribadi, prioritas Chelsea saat ini adalah segera berbaikan dengan Diego Costa.

Chelsea memang punya rekrutan baru, Alvaro Morata, tetapi tidak sebagus Costa. Di Liga Primer, Anda harus punya sesuatu yang lebih daripada hanya berlari cepat. Perlu teknik, kekuatan, dan kecerdasan dalam bermain.

Bandingkan Morata, yang bisa ditekan oleh tim-tim yang tidak mengandalkan kekuatan fisik seperti Arsenal, dengan Costa yang kerap membuat bek kebingungan dan lebih mudah mendapat bola karena lini belakang tidak suka menjaganya. Inilah alasan mengapa Morata tidak pernah tampil rutin di setiap klub dan saya pikir ini bisa saja terjadi musim ini.

Chelsea bermain cukup baik saat imbang tanpa gol melawan Arsenal dan punya peluang menang. Dengan hadirnya kembali Eden Hazard dari cedera, mereka akan bisa tampil lebih baik.

Saya ingin berpendapat mengenai Morata saat dia berani melawan suporter tim yang diperkuatnya saat mereka menyuarakan yel-yel anti-Semit. Memang beresiko menyerang suporter sendiri. Mereka tidak peduli perasaan siapa yang terluka, karena mereka hanya melihat dari sisi klubnya melawan klub lain.

Sebagai orang yang mengalami serangan rasisme, tentu paham hal itu tidak menyenangkan. Tetapi, Anda tidak bisa membiarkan orang-orang seperti itu merusak konsentrasi bermain Anda. Satu-satunya cara efektif agar itu tidak terjadi adalah hukuman tegas dari FA seperti pengurangan poin. Dengan seperti itu, suporter akan jera melakukan tindakan atau menyuarakan hal-hal beraroma rasisme.

Saya wajib mengomentari Arsenal. Keberhasilan menahan Chelsea di kandang tanpa gol menunjukkan tak ada yang berubah. The Gunners berjuang keras sejauh ini, setelah kalah telak empat gol melawan Liverpool dan kekalahan tipis di kandang Stoke City. Mereka hanya menang 3-1 melawan Köln,  yang digunduli 0-5 oleh Borussia Dortmund yang diisi oleh para pemain muda.

Liverpool tengah tidak konsisten, tetapi persiapan mereka lebih baik ketimbang Arsenal, dan saya dengan berat hati mengakui hal ini! Penyerang seperti Philippe Coutinho dan Sadio Mane lebih baik ketimbang para penyerang di Arsenal.

Lalu, tentunya, ada Tottenham Hotspur yang tengah menyesuaikan dengan kandang baru. Wembley memang bukan White Hart Lane, jadi siapapun yang berlaga di stadion legendaris tersebut akan merasa di tempat netral. Tim-tim seperti Manchester United dan Arsenal lebih sering tampil di laga pamungkas di Wembley ketimbang Tottenham sendiri.

Tottenham tentunya akan berjuang menyesuaikan diri dengan markas baru. Karena pada umumnya, sebuah tim tidak akan bermain baik kecuali mereka merasa nyaman seperti di rumah sendiri.

Jangan lupakan juga awalan yang baik bagi para wakil Inggris di Liga Champions Eropa. Harusnya, kelima wakil Liga Primer bisa lolos fase grup; gagal lolos ke 16 besar tentunya menjadi hal yang memalukan.  Liverpool satu-satunya tim yang gagal menang di laga pembuka minggu lalu. Dan minggu berikutnya mereka akan bertandang ke Rusia menghadapi Spartak Moskow. The Reds wajib menang di laga tandang ini. Pastinya ini adalah tantangan karena mereka sudah beberapa tahun terakhir tidak merasakan atmosfer berlaga di kompetisi bergengsi ini.

Secara keseluruhan, dari semua wakil Inggris, saya berpendapat Manchester City, dengan taktik peguasaan bola, menjadi tim yang paling siap memenangkan Liga Champions Eropa. Tetapi saya masih belum yakin mereka bisa mengalahkan Real Madrid. Bayern München mungkin masih bisa kalah atas City, tetapi Real Madrid? Rasanya mustahil.

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)