Pertandingan pembuka Piala Asia 2007, Indonesia berhadapan dengan Bahrain. Pada menit ke-14, skuat Garuda melakukan serangan balik. Bola lambung dari kiper Jendri Pitoy, mendarat di kaki Bambang Pamungkas, lalu disodorkan kepada Firman Utina.
Playmaker legendaris tersebut kemudian mengirimkan umpan yang melewati garis pertahanan lawan. Ternyata di sana sudah melesat seorang penyerang Indonesia. Ia kemudian berlari kencang, melewati kiper, dan menembak bola ke gawang yang sudah ditinggalkan. Sebuah gol berkelas.
Sebagian besar dari Anda tentu masih mengingat dengan jelas gol ini, dan siapa pemain yang mencetaknya. Sangat berkesan karena Piala Asia edisi tersebut adalah pertama kalinya kompetisi antarnegara Asia tersebut diadakan di empat negara sekaligus, termasuk Indonesia. Dan gol Indonesia ke gawang Bahrain tersebut adalah salah satu yang paling diingat. Ya, pencetak gol Indonesia ke gawang Bahrain tersebut adalah Budi Sudarsono.
Budigol, begitu ia dijuluki. Insting mencetak golnya sudah tersohor sejak usia muda. Ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 2000 menjadi ajang perkenalannya kepada publik sepak bola nasional. Budi tampil luar biasa dan berhasil membawa tim Provinsi Jawa Timur meraih medali emas. Budi juga terkenal karena kecepatan dan gerakan meliuk-liuk di pertahanan lawan. Karena itu ia memiliki julukan lain yaitu si Ular Piton.
Setelah ajang PON 2000, Budi kemudian berlabuh ke Persija Jakarta dan berhasil membawa klub tersebut menjadi juara nasional pada tahun 2001. Setelahnya ia kemudian memperkuat tim kota kelahirannya, Persik Kediri. Bersama tim Macan Putih, Budi mencetak banyak gol-gol hebat. Salah satu yang berkesan adalah yang dicetak Budi di ajang Liga Champions Asia tahun 2007 ketika Persik berhadapan dengan Sydney FC.
Bertanding di Stadion Manahan Solo, Persik tertinggal terlebih dahulu dari tamunya asal Australia. Aries Budi Prasetyo kemudian berhasil menyamakan kedudukan. Terus menggempur pertahanan lawan, akhirnya tim yang kala itu diarsiteki oleh Daniel Roekito tersebut kemudian memperoleh hasil. Serangan dari sisi kiri penyerangan kemudian diteruskan oleh Ronald Fagundez. Bola kiriman Fagundez ke area tengah kemudian langsung disambar oleh Budi. Ia menembak bola, bahkan sebelum menyentuh tanah. Sebuah gol spektakuler tercipta pada hari itu.
Petualangan Budi terus berlanjut. Ia sempat memperkuat dua tim besar, Sriwijaya FC dan Persib Bandung. Di dua tim tersebut Budi mencetak beberapa gol yang bisa dibilang sangat memanjakan mata. Bagi para penggemar Persib, tentunya yang paling berkesan adalah dua gol yang diciptakan Budi ke gawang Persik Kediri.
Nama Budi Sudarsono mulai meredup setelah ia memperkuat Deltras Sidoarjo pada tahun 2011. Kabar terkini ia berada di tim peserta Liga 2, Kalteng Putra. Selain bermain, ia juga menjabat sebagai asisten pelatih.
Hari ini, 19 September, merupakan hari lahir Ular Piton dari Kediri ini. Usianya kini 37 tahun, dan sudah terlihat semakin jelas senja kariernya. Liukan serta pergerakan Budi di kotak penalti lawan adalah momen indah bagi seluruh mata yang pernah menyaksikannya secara langsung. Cerita yang kemudian akan diberikan kepada generasi-generasi selanjutnya.
Sugeng tanggap warsa, Budi Sudarsono!
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia