“He’s coming for you, he’s coming for you, Harry Potter is coming for you.”
Nyanyian tersebut menggema seantero Olympic Stadium London setiap pemain Huddersfield Town, Aaron Mooy, membawa bola. Chant yang digaungkan suporter West Ham United pada pekan keempat Liga Primer Inggris (11/9), tampaknya membuahkan hasil. Sihir Mooy memang tetap bekerja dengan baik, tapi gagal membawa timnya menaklukkan kandang The Hammers yang merapal mantera seperti sang tokoh protagonis dalam cerita, Harry Potter.
Bukan tanpa alasan suporter West Ham menyanyikan chant tersebut. Perawakan Mooy yang botak dan punya muka lancip, dianggap mirip musuh bebuyutan Harry Potter, Lord Voldemort atau biasa disebut dengan ungkapan You-Know-Who. Sayangnya di akhir cerita, Voldemort dikalahkan oleh Harry Potter.
Jadi, daya magis Mooy berakhir di Olympic Stadium? Barangkali tidak.
Jatuh bangun karier sudah dijalani pemain yang tepat hari ini berulang tahun ke-27 itu. Meski lahir di Sydney, Australia, Mooy muda berkesempatan menimba ilmu sebagai pemegang beasiswa di Bolton Wanderers. Namun, kariernya di Greater Manchester hanya bertahan tiga tahun sebelum menjalani debut profesional bersama klub Liga Primer Skotlandia, St Mirren, 2010 silam.
Mooy memilih pindah untuk mencari kesempatan bermain yang reguler. Sayangnya di Skotlandia dia mendapat ujian berat lewat masalah pada punggung yang mengharuskannya menjalani terapi bersama dokter spesialis. Merasa gagal di Eropa, Mooy pulang kampung ke Australia dan langsung jadi rekrutan awal pada masa pendirian klub Western Sydney Wanderers.
Antitesis flight of death
Beberapa analis menyebut istilah dari nama Voldemort berarti flight of death, mengacu pada arti nama dan perjalanan menuju kematian. Namun Mooy berbanding terbalik. Perjalanan jauh yang dilakukannya dari Skotlandia ke Australia, hanya membuatnya akhirnya kembali ke Eropa dengan kondisi yang jauh lebih baik, bukan malah mengalami kematian karier.
Setelah menjalani kebangkitan bersama Western Sydney Wanderers lewat trofi A-League 2012/2013 dan dua kali runner-up liga, Mooy hijrah ke Melbourne City, Pada musim pertamanya di klub yang berafiliasi langsung dengan Manchester City itu, dia langsung menyabet gelar pemain terbaik klub sekaligus top skor.
Dua musim di Melbourne, Mooy sempat mencatatkan rekor liga dengan jumlah asis terbanyak lewat 21 asis. Kecemerlangan inilah yang membuka jalannya kembali ke Eropa lewat rekrutan Manchester City, awal musim lalu. Namun, Mooy terlebih dahulu dipinjamkan ke Huddersfield yang tampil di Divisi Championship.
Kualitas memang tidak bisa bohong. Setelah menjalani tempaan berat, Mooy kembali menyapa Benua Biru dengan kualitas mumpuni dan jadi aktor penting di balik promosinya klub berjuluk The Terrier ke Liga Primer Inggris. Jelang berlangsungnya musim 2017/2018 ini, Mooy akhirnya hijrah permanen ke John Smith’s Stadium, diwarnai dengan rekor transfer klub yang sempat dipegangnya.
Pada laga pembuka liga, Mooy seakan tak sama sekali canggung. Dia jadi otak dua gol kemengan telak Huddersfield di kandang Crystal Palace. Pada pekan selanjutnya, Mooy jadi penentu kemenangan anak asuh David Wagner atas sesama tim promosi, Newcastle United. Meski magisnya sempat tak berjalan cukup baik di hadapan suporter West Ham, dia diprediksi bakal tetap jadi kejutan di Liga Primer musim ini.
Happy birthday, He-Who-Must-Not-Be-Named!
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho