Tak sekadar menang
Oleh sebab itu, Milan harus memandang Liga Europa dengan cara yang berbeda. AEK Athens, Austria Wien, dan Rijeka adalah tim-tim yang dapat dengan mudah dikalahkan Milan. Namun, pernyataan tersebut tentu hanya di atas kertas saja. Tampil di panggung Eropa selalu menawarkan kesulitannya sendiri.
Bahkan ketika memenangi pertandingan pun, Milan tak boleh “sekadar menang”. Besarnya investasi dan misi Milan musim ini membuat kemenangan harus selalu meyakinkan. Masuk akal bukan, jika besarnya dana selalu berkaitan langung dengan ekspektasi yang mengiringi? Dan Liga Europa adalah panggung yang tepat untuk menjadi pembuktian.
Kesadaran ini juga harus dimiliki para pemain. Kerja pelatih akan semakin ringan ketika para pemain memahami bahwa mereka pun punya tanggung jawab. Apalagi, setelah kalah dari Lazio, pembuktian kualitas diri di Liga Europa akan semakin penting. Pun sebagai lading justifikasi banderol yang mereka bawa.
Milan harus mencapai tahap akhir di kompetisi kasta kedua Eropa. Atau dengan kata lain, mencapai babak final, atau lanjut bisa menjadi juara. Misi ini sangat penting, terutama demi kesehatan finansial. Jika gagal di Liga Europa, Milan tentu tak bisa semata mengandalkan pemasukan dari Serie A. Apalagi ketika kesulitan menembus zona Liga Champions dari kompetisi domestik.
Memenangi pertandingan, bagi Milan, tak hanya sekadar mencetak gol lebih banyak dan mendapat tiga poin. Milan harus menang dengan meyakinkan demi kampanye mereka untuk masa depan (di depan investor).