Eropa Lainnya

Swiss: Kekuatan Baru dari Eropa

Jakob Kuhn
Jakob Kuhn

Era Jakob ‘Köbi’ Kuhn

Sebelum menangani timnas Swiss senior, Kuhn adalah pelatih timnas Swiss U-19 dalam rentang 1995-2001. Pada masa ini pula Kuhn berhasil menemukan sekaligus memoles bakat-bakat muda La Nati seperti Ricardo Cabanas, Alexander Frei, Patrick Müller, Christoph Spycher, Marco Streller, Pascal Zuberbühler serta Yakin bersaudara, Murat dan Hakan.

Mereka pula yang kemudian disebut-sebut publik maupun media sebagai generasi emas Swiss yang baru. Menggantikan era Thomas Bickel, Marc Hottiger, Alain Geiger, Adrian Knup, dan Ciriaco Sforza yang semakin tergerus usia.

Tatkala menukangi timnas senior, nama-nama pemain muda ini juga mulai diintegrasikan oleh Kuhn untuk bertempur bareng penggawa lawas dan berpengalaman seperti Stéphane Chapuisat, Stéphane Henchoz, Johan Vogel, dan Raphael Wicky.

Tanpa diiringi ekspektasi berlebih, kombinasi nama-nama muda dan pemain berpengalaman ini pula yang sukses menyudahi puasa Swiss tampil di turnamen antarnegara selama delapan tahun dengan lolos ke Piala Eropa 2004 di Portugal. Pada babak kualifikasi, Chapuisat dan kolega secara mengejutkan berhasil mengangkangi Rusia dan Republik Irlandia yang lebih dijagokan untuk lolos.

Walau performa mereka di putaran final Piala Eropa 2004 kurang maksimal usai keluar sebagai juru kunci di Grup B, namun asosiasi sepak bola Swiss (ASF-SFV) tetap memercayakan kursi pelatih kepada eks pembesut klub FC Zürich tersebut.

Keputusan ASF-SFV memang tidak salah, di bawah asuhan Kuhn, Swiss juga sukses lolos ke Piala Dunia 2006 di Jerman, bahkan keluar sebagai juara Grup G di atas Prancis yang menjadi unggulan, sebelum keok di fase perdelapan-final di tangan Ukraina lewat adu penalti.

Nahas, penampilan Swiss justru kurang maksimal tatkala mentas di Piala Eropa 2008, kendati berstatus tuan rumah bareng Austria. La Nati rontok di fase grup sebagai juru kunci. Menyikapi kegagalan itu, Kuhn pun meletakkan jabatannya sebagai pelatih. Walau begitu, publik tetap hormat dan sangat mencintai figur Kuhn yang dianggap punya jasa besar dalam membenahi performa Swiss.