Turun Minum Serba-Serbi

Negara-Negara yang Sukses di Sepak Bola Kala Dilanda Perang

Perang adalah mimpi buruk setiap negara di dunia ini. Ribuan nyawa melayang tanpa arti hanya akibat nafsu manusia akan kekuasaan. Di sini ajaibnya sepak bola, karena bisa memberi setitik harapan bagi para warga negara-negara yang dilanda perang. Dengan mengesampingkan Perang Dunia pertama dan kedua, berikut ini beberapa tim nasional yang sukses meski negara mereka sedang mengalami perang:

Suriah

Perjuangan tim nasional Suriah memang belum selesai. Gol dramatis di menit-menit akhir yang memaksakan hasil imbang 2-2 atas Iran pada 5 September lalu, belum memastikan tampilnya mereka di Piala Dunia 2018.

Namun, bagaimana pun juga, gol Omar Al Somah tersebut menjadi simbol harapan rakyat Suriah yang selama ini hancur berantakan akibat perang sipil. Mereka kini menatap optimis duel melawan Australia pada Oktober 2017 nanti. Lolos ke Rusia 2018 akan menjadi awal baru bagi negara yang kehilangan 250 ribu lebih warganya selama konflik bersenjata.

Baca juga: Suriah: Antara Kecamuk Perang dan Impian ke Piala Dunia 2018

Irak

Indonesia, tepatnya Stadion Utama Gelora Bung Karno, menjadi saksi keperkasaan tim nasional Irak pada pagelaran Piala Asia 2007. Di final, Younes Mahmoud dan kawan-kawan menjungkirkan prediksi hampir semua kalangan dengan mengungguli Arab Saudi.

Padahal, negara yang lama dikuasai Saddam Husein ini telah porak-poranda akibat Perang Teluk yang kemudian bercampur dengan agenda politik Amerika Serikat sejak Maret 2003. Mungkin itulah yang menjadi tambahan motivasi tim nasional Irak. Terlebih lagi setelah tragedi menyedihkan yang terjadi setelah mereka menaklukkan Korea Selatan di semifinal, yaitu bom bunuh diri yang menewaskan warga pada saat parade kemenangan.

Pantai Gading

Masih ingat ketika Didier Drogba menjadi model sampul majalah Time pada tahun 2010? Itu adalah masa-masa ketika tim nasional Pantai Gading membawa agenda lain dalam setiap penamppilan mereka, yaitu pesan perdamaian. Drogba dan kawan-kawan nyaris menjuarai Piala Afrika 2012, sebelum takluk lewat adu penalti dari Zambia di final. Pantai Gading akhirnya menjuarai Piala Afrika tiga tahun kemudian.

Negara yang terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan nama Cote d’Ivoire ini  sejak tahun 2002 dilanda perang saudara. Konon, peran Drogba sebagai figur publik yang disegani sempat meredakan dua pihak yang bertikai, meski sampai sekarang konflik sektarian masih berlangsung. Setelah Drogba pensiun, Pantai Gading yang dipimpin Toure bersaudara (Kolo dan Yaya) akhirnya sukses menjuarai Piala Afrika 2015.

Palestina

Palestina nyaris tak pernah lepas dari konflik politik dengan Israel. Keberadaan mereka di peta politik dunia juga masih samar, akibat kemerdekaan yang tak kunjung diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Konflik dengan Israel juga berdampak pada kesulitan timnas Palestina mendapatkan visa untuk mengunjungi berbagai negara, sehingga menyulitkan mereka untuk bertanding di luar negeri.

Meski demikian, tim nasional Palestina membuktikan bahwa dalam sepak bola tak ada yang tak mungkin. Berbekal pemain-pemain keturunan dan diaspora yang berkarier di luar negeri, Palestina sukses menjuarai AFC Challenge Cup 2014, kompetisi AFC khusus negara-negara berkembang. Berkat prestasi tersebut, Singa-Singa Canaan berhak berlaga di Piala Asia 2015, penampilan pertama mereka sepanjang sejarah.

Baca juga: Solidaritas dan Kepedulian untuk Palestina: Dari Slemania hingga The Jak

Nigeria

Pernah mencuri perhatian di Piala Dunia 1998, tim nasional Nigeria absen cukup lama dari Piala Dunia sebelum akhirnya berhasil tampil kembali di Brasil 2014. Namun, pemberitaan mengenai persiapan John Obi Mikel dan kawan-kawan kalah gencar dari kabar kekejaman kelompok teroris Boko Haram.

Mungkin karena didasari keinginan membahagiakan negara mereka yang digerogoti teror, timnas Nigeria yang kala itu ikut diperkuat penyerang Madura United, Peter Odemwingie, tampil mati-matian di Brasil. Tim berjulukan Elang Super ini sukses lolos ke babak 16 besar sebelum disingkirkan Prancis.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.