Jendela transfer musim panas 2017/2018 diwarnai dengan lonjakan harga, dan terutama pecahnya rekor pemain termahal dunia ketika Neymar dipinang Paris Saint-Germain (PSG) dengan banderol 222 juta euro. Namun, apakah kedatangan Neymar membuat klub asal Prancis tersebut bisa jemawa di lantai bursa transfer?
Jawabanya: tidak juga.
Salah satu tujuan sebuah klub bergerak aktif membeli pemain adalah memperkuat tim. Memang, bergerak aktif tak hanya berhubungan dengan aktivitas membeli pemain. Bisa juga, aksi ini diterjemahkan dengan melepas pemain yang tak berkontribusi secara signifikan terhadap kelangsungan hidup sebuah klub selama satu musim.
Aktivitas menjual pemain sering diremehkan, dipandang lebih tidak penting ketimbang aksi membuang uang dengan membeli pemain. Padahal, melepas pemain juga penting, misalnya ketika si pemain tak lagi kerasan dan ketidakbahagiaan itu bisa berpengaruh ke skuat atau si pemain terlalu membebani struktur gaji.
Lantas, apakah sejatinya PSG memang membutuhkan Neymar di dalam skuat mereka yang sudah mewah? Jawabannya tentu tidak juga. Selain memang menyuntikkan kualitas teknis ke dalam skuat, nama Neymar juga akan sangat menguntungkan dari sisi komersil. Boleh dibilang, status calon pemain terbaik dunia akan sangat menguntungkan jika dijual.
Mempertimbangkan aksi jual dan beli di jendela transfer, Real Madrid lebih unggul ketimbang rival-rival mereka di Eropa. Aksi jual dan beli yang dilakukan Madrid tak hanya menambah kekuatan skuat, namun juga punya nilai lebih dari sisi investasi. Pemain berusia muda dengan kualitas elite berhasil mereka tambahkan ke dalam skuat yang sebelumnya memang sudah sangat seimbang.
Mereka yang dilepas
Los Blancos banyak melepas pemain bertahan di jendela transfer kali ini. Beberapa dilepas secara gratis dan ada yang dilepas dengan sistem peminjaman.
Salah satu bek ikonik Madrid, Kepler Leveran Lima Ferrerira, atau yang biasa dikenal sebagai Pepe, dilepas secara gratis seiring kontraknya yang kedaluwarsa. Pepe lantas bergabung bersama Besiktas di Liga Turki. Usia yang menjadi salah satu alasan Madrid melepas pemain asal Portugal ini. Regenerasi tengah disiapkan.
Selain Pepe, Madrid juga melepas Fabio Coentrao. Bek kiri yang seperti Pepe, sama-sama berasal dari Portugal, dipinjamkan selama satu musim ke Sporting CP. Pemain bertahan berusia 29 tahun sudah sejak musim lalu tak mendapatkan tempat di tim utama. Ia kalah bersaing dengan Marcelo yang luar biasa stabil.
Madrid mendapatkan pemasukan yang cukup tinggi dengan melepas Danilo ke Manchester City. Dana sekitar 27 juta paun masuk ke dalam kas. Sebenarnya, tenaga Danilo masih dibutuhkan Madrid lantaran ia bisa menciptakan situasi kompetitif untuk Dani Carvajal. Namun, karena keterbatasn menit bermain, Danilo memilih hengkang.
Untuk lini tengah dan depan, Madrid melepas dua nama berkaliber besar. James Rodriguez, dipinjamkan ke Bayern München dengan status pinjaman dan klausul pembelian permanen. Kepindahan ini memberi kebaikan bagi pemain lantaran keterbatasan kesempatan bermain dan bagi Madrid sendiri yang menyiapkan tempat untuk rekrutan baru.
Sementara itu, Alvaro Morata dilepas dengan alasan yang kurang lebih sama seperi alasan kepergian James, yaitu menit bermain. Morata memang hanya bermain ketika salah satu dari Cristiano Ronaldo atau Karim Benzema absen. Morata dilepas ke Chelsea dengan nilai transfer mencapai 55 juta paun.
Jadi, dari nama-nama di atas, bisa disimpulkan bahwa Madrid melepas pemain dari tim utama, yang tidak banyak mendapatkan banyak menit bermain dan mereka yang kontraknya habis. Artinya, Madrid tak mengubah struktur dasar tim utama mereka.