Satu noktah hitam ditorehkan oleh tim nasional Belanda setelah gagal menembus putaran final Piala Eropa 2016 yang lalu. Secara tragis, mereka kandas di babak kualifikasi lantaran cuma bertengger di posisi keempat klasemen akhir Grup A di bawah Republik Ceska, Islandia, dan Turki.
Bobroknya penampilan yang ditunjukkan Arjen Robben dan kolega pada saat itu bahkan mengorbankan sosok Guus Hiddink dan Danny Blind dari jabatan pelatih. Tak cukup sampai di situ, sejumlah petinggi asosiasi sepak bola Belanda (KNVB) juga memilih untuk mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Namun ironis buat Belanda, langkah-langkah tersebut sama sekali tak memberikan dampak positif nan optimal seperti yang diharapkan. Performa mereka di atas lapangan masih jauh dari kata ideal, walau kini punya pelatih anyar dalam diri Dick Advocaat.
Baca juga: Kesulitan Belanda Mencari Pelatih Baru
Benar memang, pada tiga pertandingan pertama yang dilalui De Oranje di bawah asuhan Advocaat, kemenangan selalu berhasil diraih yakni atas Maroko, Pantai Gading, dan Luksemburg.
Akan tetapi, dua laga pertama hanya berstatus uji coba sehingga masing-masing negara cenderung menurunkan strategi coba-coba. Sementara laga melawan Luksemburg, walau itu adalah laga di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 Grup A, tetap saja bukan lawan sepadan untuk De Oranje. Hal ini juga yang membuat publik Belanda belum sepenuhnya yakin dengan kemampuan timnas mereka.
Lumrah rasanya jika keraguan terhadap timnas Belanda masih bersemayam di benak banyak pendukung setianya. Terakhir, saat melakoni partai lanjutan di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 di Grup A, Robben dan kawan-kawan kembali tumbang secara tragis.
Menghadapi tim dengan kekuatan mumpuni bernama Prancis (31/8), Belanda mesti pulang dengan tangan hampa usia dicukur gundul dengan kedudukan 0-4. Sejumlah pengamat bahkan menyebut jika performa anak asuh Advocaat di pertandingan itu masih lekat dengan kesemenjanaan. Belanda bertempur tanpa identitas yang seharusnya.
Kekalahan telak itu sendiri membuat De Oranje masih tertahan di posisi keempat klasemen sementara dengan koleksi 10 angka. Mereka tertinggal enam poin dari Prancis yang duduk nyaman di puncak klasemen.
Hasil minor ini juga memperkecil peluang Belanda untuk lolos ke Piala Dunia 2018 secara otomatis. Pasalnya, hanya juara grup di babak kualifikasi saja yang bisa mendapatkan keistimewaan tersebut. Tiket lolos yang lain bisa didapatkan oleh para runner-up grup namun lewat babak play-off terlebih dahulu.
Metode lolos yang terakhir inilah yang jadi harapan tersisa bagi Belanda agar dapat mentas di Rusia tahun depan. Sialnya, jalan untuk menggapainya juga tidak mudah. Belanda kudu bersaing dengan Swedia dan Bulgaria yang sampai tulisan ini dibuat, menempati posisi kedua dan ketiga klasemen sementara Grup A.
Menariknya, De Oranje akan berhadapan dengan kedua tim itu, masing-masing pada 4 September (Bulgaria) dan 11 Oktober (Swedia) nanti. Di sela-sela laga melawan kedua tim itu, Belanda akan bertandang ke Belarusia (8/10).
Wajib diakui, Belanda kini tak punya banyak opsi untuk lolos ke babak play-off selain memenangi ketiga pertandingan tersebut agar peluang untuk mentas di Piala Dunia 2018 tetap terjaga. Sekali saja gagal meraup tripoin, nasib kampiun Piala Eropa 1988 ini akan sama mengenaskannya seperti dua tahun lalu.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional