Sudah setahun berlalu sejak Boman Aime secara tak sengaja mencederai mantan penyerang PSM Makassar asal Brasil, Luiz Ricardo. Namun, nama bek Perseru Serui tersebut sampai sekarang selalu dikait-katkan dengan insiden tersebut. Meski Luiz Ricardo tak lagi memperkuat PSM, media selalu memberitakan secara bombastis seakan Boman adalah spesialis pembuat lawan cedera.
Padahal, palang pintu asal Pantai Gading ini sehari-harinya sangat murah senyum. Penampilannya yang garang bisa dibilang hanyalah tuntutan pekerjaan yang dilakoninya di lapangan hijau. Boman hanya cenderung menjadi korban pemberitaan ketika Luiz Ricardo dipaksa menepi tiga bulan akibat cederanya tadi. Apalagi setelah ditambah bumbu masa lalu Boman yang pernah berseragam merah-merah khas ‘Juku Eja’.
Sebelum membela Perseru Serui, pemain kelahiran 16 Agustus 1989 ini memang membela klub kebanggaan publik Makassar selama dua tahun. Ia didatangkan PSM dari klub Pantai Gading, Societe de l’Armee, pada pertengahan musim ISL 2014. Setelah liga selesai, PSM memang gagal lolos babak delapan besar ISL. Namun, nama Boman langsung menjadi pujaan publik Makassar berkat gaya bermain tanpa komprominya di lini belakang.
Pemain jangkung bertinggi badan 189 sentimeter ini juga semakin dicintai pendukung PSM berkat kesetiaannya menunggu ketika Liga Indonesia 2015 dihentikan di tengah jalan akibat sanksi FIFA. Selama kompetisi ditiadakan, Boman aktif bermain di beberapa kompetisi antarkampung (tarkam). Sedikit demi sedikit, keaktifannya ini membuatnya semakin dekat dengan warga Makassar.
Ketika sanksi FIFA dicabut dan kompetisi berjalan kembali, Boman masih sempat menjadi bagian rencana tim baru PSM untuk Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Namun, semuanya buyar ketika pelatih Robert Rene Alberts mengambil alih PSM di tengah jalan. Boman termasuk salah satu pemain yang harus tersingkir. Pelatih asal Belanda itu lebih memilih Kwon Jun untuk menggantikannya. Kepergian Boman cukup disayangkan oleh para suporter, tapi Robert tetap pada keputusannya.
Meski demikian, Boman tak perlu lama-lama menganggur. Tawaran datang dari Perseru Serui yang pada saat itu membutuhkan palang pintu tangguh untuk memperkuat lini belakang mereka. Nasib pun mempertemukan Boman dengan PSM, yang pada akhirnya berujung ke insiden dengan Luiz Ricardo yang diceritakan sebelumya.
Setelah membawa Perseru berprestasi lumayan di TSC 2016, kontrak Boman diperbarui manajemen untuk Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Ia menjadi satu-satunya pemain asing Perseru yang dipertahankan untuk musim selanjutnya. Pria kelahiran Dabou ini pun merasa semakin betah di Indonesia. Sayang, performa Perseru tak sebagus musim lalu. Hingga pekan ke-22, Cenderawasih Jingga masih sulit keluar dari papan bawah.
Itu tak menghalangi Boman untuk menikmati tahun keempatnya di Indonesia. Penampilannya pun terbilang lumayan untuk pemain yang memperkuat klub papan bawah. Statistik di situsweb resmi Liga 1 menunjukkan bahwa pemain ini sudah mencatatkan 55 persen tekel bersih dan menyumbangkan satu gol. Satu-satunya gol tersebut menjadi pembuka kemenangan atas Madura United pada akhir Agustus 2017 lalu.
Namun, ia tak bisa menyembunyikan rasa cintanya terhadap kota Makassar, perhentian pertamanya di Indonesia. “Saya tidak bisa dipisahkan dengan Makassar karena ini merupakan rumah saya ketika pertama kali tiba di Indonesia,” katanya seperti dikutip Goal.
Malah, selepas pertandingan PSM melawan Perseru pada 22 Agustus lalu, Boman memberi sumbangan ke salah satu panti asuhan di Makassar. Ia menyumbang dua kardus mie instan, sekarung beras, air mineral dan beberapa bahan pokok lainnya. Seperti dikutip Tribun Timur, pemain ini sudah berniat memberi bantuan ke anak-anak panti asuhan jika berkesempatan ke Makassar.
“Rezeki yang saya dapat selama ini juga milik orang-orang yang kurang mampu. Tuhan hanya menitipkan ke saya,” pungkasnya.
Ah, ternyata di balik penampilan garang di lapangan, Boman memiliki sifat mulia. Mungkin, selama ini cintanya hanya sering disalahartikan.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.