Eropa Inggris

Tolak Chelsea, Keputusan Bodoh Alex Oxlade-Chamberlain?

Sebuah kebodohan?

Apakah Chamberlain sudah mengambil langkah yang salah dengan menolak Chelsea? Apakah ini sebuah kebodohan pemain berusia 24 tahun tersebut?

Pertanyaan tersebut sangat berdasar apabila memindai kembali penampilan Liverpool di dua pertandingan terakhir. Ketika mengalahkan Hoffenheim di babak kualifikasi Liga Champions dan Arsenal di Liga Primer Inggris, Klopp menggunakan skema 4-3-3, dengan tiga gelandang yang tengah berada dalam performa yang memuaskan.

Tiga gelandang ini diisi oleh Jordan Henderson, Giorginio Winaldum, dan Emre Can. Ketiganya menawarkan kombinasi kekuatan fisik, daya jelajah, dan kreativitas. Ketiga pemain ini pula yang bisa membuat pressing Liverpool sangat terasa di dua pertandingan tersebut. dan, tiga pemain ini pula yang membuat tiga pemain di depan mendapatkan dukungan yang memadai.

Apakah Chamberlain bisa mendobrak solidnya trio gelandang Arsenal saat ini? Perlu dipahami, The Reds masih berusaha mewujudkan kedatangan Thomas Lemar dari AS Monaco. Posisi asli Lemar adalah gelandang serang atau penyerang sebelah kiri. Namun jangan salah, Lemar juga sangat baik ketika bermain lebih ke tengah.

Satu hal lagi, Liverpool sudah berhasil mengamankan tanda tangan Naby Keita, buruan favorit Klopp musim panas ini. Memang, Keita baru akan bergabung musim depan, namun, ketika musim ini sudah harus meladeni dominasi trio gelandang yang efektif, ditambah kedatangan Lemar, apakah Chamberlain masih bisa mendapatkan tempat di lini tengah?

Dan musim depan, ketika Keita datang, peluang Chamberlain untuk bermain sebagai gelandang semakin menipis. Inilah situasi yang akan ia hadapi jika menolak Chelsea dan menerima tawaran Liverpool. Lantas, mengapa Chamberlain tak sampai memikirkan berbagai kemungkinan ini? Apakah Chamberlain hanya ingin merasakan tantangan dan keluar dari zona nyaman sebagai bek sayap kanan?

Mencari tantangan atau keluar dari zona nyaman itu sikap yang sangat baik. Namun, jika tak diiringi dengan logika dan kepala yang dingin, jarak antara sikap berani dan bodoh memang setipis kertas.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen