Penggemar Chelsea memang wajib khawatir terkait performa penyerang mahalnya, Alvaro Morata. Morata memang tampil tidak begitu bagus di pramusim. Apalagi dengan banderol yang mahal, tentu banyak dari mereka yang berpikiran bahwa Morata akan bernasib sama seperti penyerang lain asal Spanyol yang pernah bermain untuk Chelsea, Fernando Torres.
Apalagi mereka dihadapkan dengan kenyataan bahwa buruan transfer utama tim, Romelu Lukaku, lebih memilih hijrah ke Manchester United dan tampil baik sejauh ini.
Kegagalan mengeksekusi penalti di ajang Community Shield melawan Arsenal semakin menjadi pertanda bahaya bagi pemain asli Madrid ini. Apalagi sepanjang laga, Morata tampil kepayahan, bahkan sangat kesulitan hanya sekadar mengontrol bola. Setelah momen tersebut tentu yang terbayang di benak para penggemar Chelsea adalah tim mereka akan kesulitan mencetak gol di musim kompetisi mendatang.
Tetapi yang terjadi selanjutnya mengagetkan banyak orang. Morata justru tampil sebagai pemain penting bagi tim berjuluk The Blues tersebut, setidaknya hingga pekan ketiga Liga Primer Inggris. Sepanjang tiga pertandingan, Morata berhasil membukukan dua gol dan dua asis. Sebuah catatan yang bisa dibilang cukup bagus untuk penyerang yang diperkirakan akan tampil buruk dan tidak akan bisa menggapai ekspektasi yang dibebankan kepadanya.
Tetapi sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat Morata bisa jadi tidak bernasib sama seperti pendahulunya.
Faktor utama adalah soal gaya bermain. Morata adalah tipe penyerang yang bisa menahan bola dan bisa terlibat banyak dalam permainan. Ia bisa turun jauh ke area yang lebih dalam untuk ikut membangun serangan. Morata adalah penyerang pekerja, ia terus bergerak agar tim bisa mencetak gol. Efektivitas menjadi visi utamanya.
Sementara Torres, bukan menafikkan bahwa ia penyerang yang berkualitas, tapi Torres adalah tipe penyerang tengah klasik. Di kepalanya adalah bagaimana ia bisa mencetak gol. Ada ke-aku-an yang sangat besar dalam diri Fernando Torres. Ia akan lebih senang beradu fisik dengan pemain bertahan lawan ketimbang mesti mengoper kepada rekannya yang lebih terbuka. Ia tidak akan melewatkan kesempatan sekecil apapun untuk mencetak gol.
Penyerang setipe Morata biasanya memang mencetak gol-gol yang sangat berkesan, karena mereka punya visi dan intelegensia bermain yang sangat idealis. Agak mirip dengan seniman.
Tidak perlu jauh-jauh untuk membandingkannya. Di pertandingan melawan Everton di pekan ketiga Liga Primer Inggris lalu, Anda bisa membuka kembali rekaman pertandingan dan melihat momen sebelum terjadinya gol pertama Chelsea yang dicetak oleh Cesc Fabregas.
Sebenarnya setelah melakukan kontrol dengan dada, Morata punya peluang untuk langsung menembak bola. Tapi ia kemudian memilih untuk menyodorkan bola kepada Cesc Fabregas yang sudah bergerak masuk dan berposisi lebih bebas. Rasanya di situasi yang sama, Fernando Torres akan langsung menembak bola ke arah gawang.
Memang dua situasi ini belum tentu pasti menghasilkan gol. Tapi pilihan yang dilakukan oleh Morata tersebut menunjukan bahwa ia tidak masalah tidak mesti mencetak gol, yang penting tim bisa mencapai kemenangan. Satu faktor penting yang mungkin membuat eks pemain Juventus ini tak akan bernasib seperti Mateja Kezman, Andriy Shevchenko hingga Torres di Stamford Bridge.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia