Nasional Bola

Menyongsong Myanmar di Selayang: Penawar Luka atau Penambah Lara?

Kamu tahu apa yang menyedihkan dari menulis preview pertandingan ini? KARENA INDONESIA HANYA BERMAIN DI PEREBUTAN TEMPAT KETIGA!

Hanya karena SEA Games, seperti halnya juga Olimpiade, mewajibkan medali perunggu, laga ini harus diadakan. Saya rasa, dibalik berbagai alasan terkait kebanggaan medali perunggu, laga perebutan ketiga seperti yang juga dimainkan di turnamen akbar sekelas Piala Dunia sebaiknya dihapuskan saja. Selain urgensinya sudah tak penting, bagi beberapa tim, laga perebutan ketiga tak ubahnya formalitas belaka. Upaya mengobati luka atau justru menambah lara usai takluk di semifinal.

Dan esok (29/8), Indonesia akan berhadapan dengan negara yang belakang sering merepotkan mereka sejak tahun 2015 hingga sekarang, Myanmar. Gaya bermain Myanmar yang mengutamakan kecepatan dan ketangguhan fisik seperti Vietnam tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak muda Luis Milla ketika mental mereka tengah terpukul usai kalah tipis dari Malaysia.

 

Penawar luka

Hal positifnya, di laga ini Indonesia bisa memainkan pemain seperti Ryuji Utomo atau Diky Indrayana dalam rangka memberi mereka menit bermain lebih banyak untuk merasakan seutuhnya menjadi anggota tim. Ryuji memang sempat bermain selama beberapa menit di laga terakhir Grup B melawan Kamboja, tapi mengingat kualitasnya, ia tentu layak dimainkan di laga ini.

Selain itu, Diky, sang kiper ketiga, perlu dimainkan karena dalam perjalanan Indonesia ke semifinal hingga terhempas di laga perebutan ketiga ini, dua kiper, Satria Tama dan Kurniawan Kartika Ajie, masing-masing sudah pernah ditarik keluar dan terpaksa absen karena cedera. Dalam laga formalitas demi medali emas sepuhan ini, Indonesia perlu memainkan pemain-pemain dengan tingkat kebugaran yang baik.

Myanmar sebenarnya bukan tim yang berbahaya. 12 gol yang mereka cetak selama berlaga di Grup A juga bukan indikator bahwa negara ini adalah ancaman berbahaya. Tanpa berupaya mengecilkan potensi ancaman negara ini, tapi bila Malaysia saja kesulitan meladeni permainan taktis anak asuh Luis Milla, saya rasa menonton bagaimana frustasinya anak-anak Myanmar dalam menghadapi Thailand dapat memberi modal berharga bahwa Garuda Muda layak diunggulkan.

Previous
Page 1 / 2