Dunia Asia

Angin Segar dalam Perkembangan Sepak Bola Asia Tenggara dan Sedikit Noda di Dalamnya

Kendala para underdog

Saddil Ramdani (Kredit: PSSI)
Saddil Ramdani dalam laga Indonesia vs Filipina (Kredit: PSSI)

Untuk Filipina, Singapura, dan Brunei Darussalam, mereka juga memulai dengan hal serupa, meski kemajuannya lambat karena sepak bola bukan merupakan olahraga populer di sana. Hanya Laos dan Timor Leste yang memiliki fanatisme sepak bola tinggi, namun karena timnas mereka terus menerus mendapat hasil negatif, itu berakibat pada mental bertanding pemain mereka yang tak kunjung meningkat.

Di sisi lain, Filipina justru terkendala dengan biaya latihan yang tinggi dan waktu sekolah yang baru selesai pada pukul 16.30, padahal latihan sepak bola untuk usia junior idealnya dimulai pukul 16.00. Akibatnya, banyak di antara pemain muda Filipina yang berpindah-pindah tempat latihan dan berganti pelatih. Ini dapat berdampak pada perkembangan sang pemain karena ia harus selalu menyesuaikan diri dengan pola latihan yang berbeda-beda dari tiap pelatih.

Oleh karena itu, di Filipina muncul wacana untuk memberi youth contract per tahun pada para pemain junior. Dengan langkah ini, diharapkan sang pemain dapat fokus mengembangkan kemampuannya karena ia mendapat menu latihan yang tetap.

Kendala besar juga membayangi Singapura, yaitu intensitas peminat sepak bola yang terus menurun dalam dua tahun terakhir dan lambatnya regenerasi.

Untuk poin pertama, beberapa pemain senior, pelatih, staf, dan suporter menyuarakan untuk memperbanyak klub dan akademi untuk menjaring lebih banyak pemain muda potensial. Dengan langkah itu, diharapkan animo sepak bola di Singapura dapat kembali hidup, karena mereka sempat menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara walau saat itu terbantu oleh pemain naturalisasi.

Singapura sebenarnya juga sempat mengatasi poin kedua dengan membentuk klub Lions XII yang berisi pemain-pemain U-23 untuk berkompetisi di Liga Malaysia, namun klub tersebut bubar pada 2015 lalu. Padahal, klub ini pernah melahirkan nama-nama hebat seperti Shahril Ishak dan Baihakki Khaizan.

Kemudian untuk Brunei, kesunyian prestasi dan minimnya antusiasme yang mereka alami di sepak bola terbantu dengan prestasi dua klub mereka, Duli Pengiran Muda Mahkota (DPMM) FC dan Indera SC yang menjadi produsen terpercaya dalam mengorbitkan pemain muda.