Membenarkan logika Guardiola
Cukup logis memang jika banyak pihak merasa ketertarikan City pada Evans terasa tidak logis. Ya, logis-ception. Tapi itulah yang diyakini tengah terjadi antara The Citizens dengan The Baggies. Jika itu masih belum cukup, tim asuhan Guardiola tengah menyiapkan tawaran kedua sebesar 25 juta paun setelah proposal pertama ditolak West Brom.
Baca baik-baik: pemain ‘buangan’ United yang akan genap kepala tiga dihargai sebesar 25 juta paun? Mungkin dalam hati Tribes berkata, “kalau bukan di Inggris mungkin sudah dapat pemain yang lebih berkualitas, tuh!”
Akan tetapi faktanya adalah Evans merupakan satu nama yang memang dibutuhkan City untuk memperkuat pertahanannya saat ini. Beberapa alasan logis lantas dikemukakan. Pertama, pemain kelahiran Belfast, Irlandia Utara, itu terbilang kenyang pengalaman. Sepanjang sembilan musim karier di tim senior United, Evans berhasil meraih tiga trofi Liga Primer, dua Piala Liga, dan satu Piala Dunia Antarklub. Itu ditambah dengan statusnya kini sebagai kapten West Brom.
Kombinasi itu dirasa cukup untuk jadi mentor sempurna bagi John Stones yang meski didatangkan dengan biaya transfer tinggi, masih perlu waktu untuk terus berkembang. Pengalaman segudang Evans di Liga Primer juga membuat masa adaptasinya di Eastlands diprediksi tak akan berlangsung lama. Jika tak percaya, tengok saja musim pertamanya di West Brom. Setelah dilepas manajer United kala itu, Louis van Gaal, Evans membuktikan dirinya belum habis kendati sempat diganggu cedera.
Baru semusim di The Hawthorns, dia sudah ditahbiskan jadi pemain terbaik musim 2015/2016. Cedera seakan jadi angin lalu ketika Evans berhasil mencatatkan sebanyak 30 penampilan di liga lewat atribusi bertahan yang cukup ciamik, misalnya saja rataan 2,4 tekel hingga 3 intesep per laga. Pencapaian ini yang akhirnya membuat Arsenal mengajukan tawaran untuk memboyongnya musim lalu, kendati gagal. Musim lalu, konsistensi jadi kunci utama kesuksesan Evans menjaga pertahanan The Baggies, yang berujung dua godaan dari Leicester City sepanjang jendela transfer kali ini.
Antara realistis dan dilema
The Foxes akhirnya sadar dan perlahan mundur, saat City memutuskan untuk ikut kontes dalam perburuan Evans. Belakangan, manajer West Brom, Tony Pulis, juga mengindikasikan bisa melepas kaptennya andai harga yang diberikan cocok dan bersiap mencari suksesornya mulai dari Ben Gibson, Kevin Wimmer, hingga belakangan, Mamadou Sakho. Evans yang didatangkan dengan ‘hanya’ 8 juta paun pada musim panas 2015, kini berpotensi punya nilai transfer berkali lipat.
Akan tetapi, permasalahan tak berhenti sampai di situ. Masa lalu Evans bisa jadi penghalang ambisi City untuk mendatangkannya. Seperti diketahui, pemain timnas Irlandia Utara itu merupakan salah satu sosok yang dicintai publik United sepanjang kariernya di Olf Trafford. Meski kerap menderita cedera, dedikasi dan loyalitas Evans serta julukan Mr. Dependable atas kemampuannya menjaga daerah pertahanan, terus diingat suporter Red Devils.
Tak sedikit suporter yang meradang dengan keputusan van Gaal menjual Evans ke West Brom tahun 2015 lalu. Bahkan, Sir Alex saja sempat mengaku tak habis pikir. Lewat pembicaraan dengan pelatih Evans di tim nasional, Michael O’Neill, Ferguson mengaku sempat ingin menjadikannya suksesor Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand di Old Trafford. Namun sebagai pesepak bola profesional, Evans juga tampaknya bakal berpikir realistis.
Tak ada Liga Champions di West Brom. Lagipula nasib kedua tim diprediksi bakal seperti langit dan bumi di mana City merupakan kandidat juara liga, sementara The Baggies bisa saja berkutat di zona degradasi atau papan tengah.
Kini Evans harus memilih: Jadi bagian dari transfer cerdas dan mengejar trofi di Manchester City, atau bertahan di West Brom dan selamanya jadi legenda Manchester United?
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho