Dalam konstelasi sepak bola nasional, provinsi Jawa Timur merupakan wilayah dengan basis sepak bola yang mengakar kuat. Hampir setiap kota maupun kabupaten memiliki sebuah kesebelasan sendiri, entah eks Perserikatan ataupun Galatama. Pada Go-Jek Traveloka Liga 1 musim ini saja, Jawa Timur diwakili oleh empat tim sekaligus yaitu Arema FC, Madura United, Persegres Gresik United, dan Persela Lamongan.
Tragisnya, dari keempat nama itu, kesebelasan yang disebut ketiga justru sedang berada di titik nadir. Klub yang menjadi kebanggaan masyarakat Gresik ini sedang dihantam begitu banyak masalah, baik yang bersifat teknis maupun non-teknis. Situasi tidak ideal inilah yang diyakini banyak kalangan membuat tim dengan kostum utama berwarna kuning ini terpuruk.
Penampilan anak asuh Hanafi di kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 memang begitu amburadul sejauh ini. Sampai pekan ke-19, mereka terjerembab di dasar klasemen karena cuma punya tabungan tujuh poin, hasil dari sebiji kemenangan, empat kali imbang, dan empat belas kekalahan.
Bahkan di lima partai terakhir yang dijalani Persegres, mereka hanya sanggup memetik sebiji poin. Satu-satunya pertandingan di mana Laskar Joko Samudro sanggup memetik angka terjadi saat menjamu Sriwijaya FC (24/7) yang berakhir seri 1-1.
Rekor-rekor jeblok tersebut membuat Agus Indra Kurniawan dan kolega saat ini berjarak tujuh belas angka dari Persela yang finis di peringkat ke-15, batas aman dari jeratan relegasi ke Liga 2.
Klasemen sementara #GoJekTravelokaLiga1 ? https://t.co/uBe8hb6MU2 pic.twitter.com/bskcmGWalM
— Go-Jek Traveloka L1 (@Liga1Match) August 16, 2017
Sialnya, performa jelek Persegres di atas lapangan juga disebabkan oleh permasalahan internal yang tengah melilit mereka. Kabarnya, para pemain belum menerima hak-hak yang seharusnya dibayarkan klub kepada mereka selama dua bulan terakhir. Kondisi ini pula yang membuat sejumlah pemain memutuskan untuk minggat dari Stadion Petrokimia, kandang Persegres, beberapa waktu lalu.
Sialnya, manajemen klub juga tampak santai menyikapi keadaan pelik seperti itu. Tak ada sinyal yang menunjukkan bahwa mereka mati-matian bekerja untuk menyelesaikan kasus tersebut. Padahal, skuat makin tidak kompetitif. Di sisi lain, masing-masing pemain yang sudah memerah keringat saban pekan di atas rumput hijau juga memiliki kebutuhannya sendiri.
Tidak profesionalnya manajemen Laskar Joko Samudro dalam mengelola tim sampai membuat Ultras Gresik, basis pendukung fanatik Persegres, memboikot pertandingan yang dilakoni tim kesayangannya tersebut melawan Persipura Jayapura, Senin (14/8) kemarin. Di laga yang berkesudahan 0-4 bagi tim tamu itu, Ultras Gresik menolak untuk membeli tiket dan menyaksikan laga di tribun seperti yang biasa mereka lakukan tiap kali pemain Kebo Giras berlaga di kandang sendiri.
Malam itu, mereka justru berkumpul di luar stadion untuk mengumpulkan dana dari masing-masing suporter yang hadir. Dana yang terkumpul, berapapun jumlahnya, lantas diserahkan langsung kepada para pemain.
Harapan Ultras Gresik sederhana saja, agar para pemain bisa memenuhi keperluannya meski untuk sementara waktu. Kejadian ini sendiri sempat menjadi viral di media sosial Twitter dan mengundang simpati dari banyak pencinta sepak bola nasional. Tak sedikit pula wargamaya yang melontarkan cacian kepada pihak manajemen karena perilaku lalai mereka.
Kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 di musim ini memang masih cukup panjang, menyisakan 15 pekan dan menyediakan cukup banyak angka yang bisa diunduh. Namun, tanpa pembenahan berarti untuk skuat Persegres, kans untuk lolos degradasi tentu semakin mengecil. Dan semuanya akan jadi semakin buruk apabila manajemen tak menunjukkan itikad baik dan menunjukkan sikap yang lebih profesional dalam mengelola tim ini.
Jujur saja, Laskar Joko Samudro membutuhkan lebih dari sekadar keajaiban supaya bisa bertahan di kasta teratas sepak bola nasional. Bila keajaiban itu tidak kunjung tiba, tak perlu heran jika Ultras Gresik akan semakin sering menyapa skuat dan manajemen dengan kalimat, “Selamat datang di Liga 2”.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional