Menambah kekuatan ruang mesin Nyonya Tua
Dan seperti yang Juventini kerap ungkapkan, sektor tengah tim kesayangan mereka adalah pos yang paling wajib dibenahi. Kepergian Paul Pogba di musim panas tahun lalu memang berhasil disubstitusi oleh kedatangan Miralem Pjanic. Namun sekali lagi, Allegri juga harus merancang sejumlah penyesuaian taktik lantaran karakter Pogba dan Pjanic yang berbeda jauh.
Kolaborasi Pjanic dengan Sami Khedira memang tampak ciamik di sepanjang musim lalu, titel Serie A dan Piala Italia menjadi buktinya. Bahkan, keduanya pun sanggup mengantarkan Juventus mencicipi babak final Liga Champions musim 2016/2017.
Akan tetapi, di laga tersebut juga tampak secara nyata lemahnya sektor tengah La Vecchia Signora yang tak sanggup mengimbangi ganasnya trio gelandang superior kepunyaan Real Madrid, Casemiro-Toni Kroos-Luka Modric. Padahal ajang Liga Champions merupakan salah satu prioritas bagi Juventus.
Masalah di ‘ruang mesin’ La Vecchia Signora ini kembali tampak di laga Piala Super Italia melawan Lazio (14/8) kemarin. Mengandalkan duo Pjanic dan Khedira sebagai double pivot, realitanya, Gli Aquilotti masih sanggup mengacak-acak lini pertahanan Juventus dari area tengah.
Sebagai contoh adalah proses terjadinya gol pertama tim besutan Simone Inzaghi yang dibuat Ciro Immobile. Sebelum dilanggar oleh Gianluigi Buffon sehingga Lazio mendapatkan penalti dan menciptakan gol, kita bisa menyaksikan betapa mudahnya gelandang Gli Aquilotti, Sergej Milinkovic-Savic, memperoleh akses untuk melepas umpan vertikal kepada Immobile yang berdiri di celah antarlini Juventus.
Tak peduli Juventus memiliki seorang Buffon di bawah mistar, situasi ini sangat berbahaya dan wajib dihindari. Karena potensi lawan, khususnya yang memiliki barisan penyerang haus gol yang efektif dalam memanfaatkan peluang, untuk mengoyak gawang La Vecchia Signora jadi semakin besar.
Mengingat Claudio Marchisio masih kerap bolak-balik meja perawatan, cukup beralasan apabila Juventini meminta pihak manajemen untuk memboyong pemain baru guna memperkuat pos gelandang tengah sebagai tembok pertahanan awal tim walau Stefano Sturaro masih bercokol di situ serta baru saja membeli Rodrigo Bentancur dari Boca Juniors.
Dan kemarin (17/8), pencarian Juventus terhadap gelandang anyar sedikit terselesaikan usai gelandang asal Prancis kepunyaan Paris Saint-Germain, Blaise Matuidi, secara resmi merapat ke kota Turin. Lelaki berumur 30 tahun itu ditebus dengan harga 20 juta euro.
Allegri tentu berharap jika masuknya gelandang berkulit legam itu bisa memperkokoh sektor tengah Juventus yang terlihat superior namun sejatinya tipis dan ringkih itu. Apalagi dengan masuknya Matuidi, Allegri punya sejumlah opsi tambahan. Misalnya saja memainkan trio Pjanic-Khedira-Matuidi secara bersamaan di sebuah laga, entah menggunakan pola 4-3-3 ataupun 4-3-2-1.
Jika pembelian Matuidi bukanlah akhir dari episode pencarian La Vecchia Signora akan gelandang berkualitas, nama-nama seperti Kroos, Isco Alarcon dan Marco Verratti jelas menjadi target yang layak disasar. Kalaupun tidak, manajemen Juventus mesti bisa menemukan sesosok gelandang yang punya kemampuan setara dengan tiga nama tersebut sehingga kualitas lini tengah Juventus semakin baik dan tak lagi ringkih.
Meneruskan dominasi adalah target utama dari Juventus menjelang bertempur di musim kompetisi 2017/2018, namun tanpa hadirnya pembenahan, hal itu akan sulit dicapai. Belum lagi jika mengingat bahwa Juventus akan berjibaku di tiga kompetisi sekaligus, Serie A, Piala Italia dan Liga Champions. Kondisi ini tentu membutuhkan kedalaman skuat yang mumpuni.
Tak peduli sudah sebagus apa skuat yang dimiliki dan segenius apa lelaki yang duduk di kursi pelatih, perbaikan adalah sesuatu yang fardhu ain bagi Juventus. Sebab para rival juga akan terus berupaya memangkas jarak kekuatan dengan La Vecchia Signora.
Ada cukup banyak pekerjaan rumah yang dimiliki Juventus di musim panas kali ini dan hal itu lebih terasa ketimbang musim-musim sebelumnya. Waktu akan terus memburu karena sepak mula Serie A 2017/2018 hanya tinggal menghitung hari. Bila tak sanggup menyelesaikan tugas-tugas itu, maka cuma satu pilihan yang tersedia buat La Vecchia Signora di musim ini yaitu kehilangan dominasinya.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional